sidikfokusnews.com – Batam — Tidak semua orang tua mampu melihat masa depan anaknya terjamin. Bahkan, tidak semua anak memiliki kesempatan yang sama untuk duduk di bangku sekolah. Itulah yang dialami Amin, seorang anak yatim piatu asal Sagulung, Batam, yang sempat harus berhenti sekolah lantaran keterbatasan ekonomi dan teknologi di masa pandemi Covid-19.
Sekitar empat tahun lalu, ketika pandemi memaksa seluruh aktivitas belajar dipindahkan ke rumah melalui daring, Amin terpaksa meninggalkan bangku sekolah. Kala itu ia masih duduk di kelas 3 SD. Bukan karena kemalasan, bukan pula karena kehilangan semangat, melainkan karena keterbatasan alat belajar. Nenek Aminah, satu-satunya keluarga yang merawat Amin sejak ia masih berusia dua bulan, hanya memiliki handphone jadul yang tak mendukung aplikasi pembelajaran daring. Usia nenek yang sudah 76 tahun, dengan segala keterbatasannya, membuatnya tak sanggup mengikuti apalagi membimbing cucunya belajar secara online.
Akhirnya, Amin terpaksa putus sekolah selama lebih dari satu tahun. Waktu berjalan, sementara teman-teman sebayanya terus melangkah maju, Amin hanya bisa menatap dari jauh, menahan kerinduan untuk kembali ke sekolah.
Namun, Allah selalu punya cara menolong hamba-Nya. Melalui informasi dari masyarakat sekitar, Lembaga Amil Zakat (LAZ) Batam mengetahui kondisi Amin. Pihak LAZ Batam segera bergerak melakukan penelusuran ke sekolah tempat Amin dahulu bersekolah. Mereka berusaha agar Amin bisa kembali diterima. Sayangnya, jalur untuk kembali ke sekolah lama tersebut telah tertutup. Pihak sekolah menyarankan agar Amin mencari sekolah baru.
Tak putus asa, LAZ Batam terus mengupayakan solusi terbaik. Berkat jaringan dan kepedulian yang kuat, akhirnya sebuah pondok pesantren di Batam membuka pintu bagi Amin. Pondok tersebut bersedia menerima Amin untuk melanjutkan pendidikannya, dibantu oleh lembaga pendidikan PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) yang berada di bawah naungan pesantren tersebut.
Selama tiga tahun terakhir, Amin menempuh pendidikan di pondok tersebut. Segala kebutuhan pendidikan, termasuk biaya hidup sehari-hari, ditopang dari dana zakat yang dikelola LAZ Batam. Zakat dari masyarakat Batam yang disalurkan melalui LAZ Batam benar-benar menjadi energi kebaikan yang nyata, mengalir hingga ke pelosok kehidupan mereka yang benar-benar membutuhkan.
Kini, Amin telah menyelesaikan pendidikannya melalui program kesetaraan paket yang difasilitasi PKBM di pesantren tersebut. Dengan wajah ceria dan penuh harapan, Amin menerima ijazah kelulusannya. Senyuman manis di wajahnya seolah menjadi bukti betapa zakat bukan sekadar kewajiban ritual, melainkan pilar sosial yang memberi manfaat nyata bagi kehidupan umat.
Zakat yang Anda tunaikan bukan sekadar angka. Ia telah menjelma menjadi cahaya bagi masa depan seorang anak yatim piatu.
LAZ Batam pun mengajak masyarakat untuk terus membersamai langkah kebaikan ini. Setiap donasi dan zakat yang disalurkan akan terus mengalirkan manfaat, menolong anak-anak seperti Amin agar tetap memiliki harapan, tetap bisa bermimpi, dan tetap berjuang meraih masa depan.
Zakat bukan sekadar kewajiban, tapi bukti nyata keberkahan bagi mereka yang membutuhkan.
Kini Amin menatap masa depan dengan semangat baru. Ia sudah memiliki bekal untuk melangkah ke jenjang pendidikan berikutnya. Semua berkat tangan-tangan dermawan yang tak lelah menunaikan zakat.”(Nursalim Turatea).