banner 728x250
Batam  

Wali Kota Batam Muhammad Rudi: Menjaga Marwah Melayu di Tengah Laju Pembangunan

banner 120x600
banner 468x60

“Pergi ke laut mencari ikan,
Singgah sebentar di pulau Galang.
Kalau adat terus dijaga berkesinambungan,
Marwah Melayu akan tetap gemilang.”

sidikfokusnewscom – Batam, 20 Mei 2023 — Senja baru saja turun di Kota Batam ketika deretan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh adat berkumpul di Kantor Lembaga Adat Melayu Batam. Suasana hangat menyelimuti ruang pertemuan, seakan menyatukan semangat dan harapan di tengah hiruk-pikuk kota yang kian modern. Tepat pukul 15.30, Wali Kota Batam sekaligus Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, tiba untuk menyampaikan pidato yang ditunggu-tunggu.

banner 325x300

Pidato sore itu tidak sekadar seremonial. Kata-kata Rudi mengalir dengan penuh penekanan bahwa Batam, meski berkembang sebagai kota industri dan investasi, tidak boleh tercerabut dari akar budayanya. “Batam ini modern, penuh dengan keragaman, tapi kita jangan lupa: akar kita adalah Melayu. Tanpa identitas, kita hanya jadi kota industri tanpa jiwa,” ujarnya lantang, disambut anggukan hadirin yang menyimak dengan khidmat.

Di hadapan para tokoh, Rudi menggambarkan bahwa pembangunan Batam harus menyatu dengan nilai-nilai Melayu. Ia mencontohkan hadirnya ornamen-ornamen Melayu pada infrastruktur kota, mulai dari jembatan hingga taman kota. Menurutnya, itu bukan sekadar estetika, melainkan strategi menjaga agar generasi muda tetap mengenal jati dirinya. “Kita ingin anak-anak kita bangga berbahasa Melayu, bangga dengan adatnya, dan bangga dengan tanah kelahirannya. Dengan identitas yang kuat, mereka bisa menghadapi dunia global tanpa kehilangan marwahnya,” katanya penuh keyakinan.

Namun, ia juga mengingatkan bahwa arus globalisasi bukan tanpa tantangan. Derasnya budaya populer dunia, media sosial, dan modernisasi berpotensi membuat generasi muda melupakan bahasa dan adat. Rudi menekankan perlunya sinergi antara pemerintah, tokoh agama, tokoh adat, dan masyarakat untuk menjaga keseimbangan ini. “Adat, agama, dan budaya Melayu harus jadi cahaya. Saya berharap tokoh agama menanamkan nilai spiritual, tokoh adat menjaga marwah budaya, dan tokoh masyarakat menjadi jembatan pemerintah dengan rakyat,” ucapnya penuh makna.

Apresiasi khusus juga disampaikan kepada Lembaga Adat Melayu Batam yang dinilai memiliki peran sentral dalam menjaga martabat dan identitas Melayu. Menurut Rudi, LAM bukan hanya penjaga adat, tetapi juga mitra strategis pemerintah. “Saya berterima kasih kepada LAM dan semua tokoh yang hadir hari ini. Tanpa dukungan bapak-ibu sekalian, mustahil Batam bisa tumbuh utuh, lahir dan batin, jasmani dan rohani,” ungkapnya.

Pidato itu seakan menjadi napas kebersamaan. Para tokoh yang hadir tampak larut dalam suasana, merasakan pesan moral yang disampaikan pemimpin kota mereka. Pidato Rudi tidak hanya bicara soal pembangunan fisik, tetapi juga menyentuh aspek batiniah—identitas, bahasa, dan adat sebagai penopang.

Momen ini terasa semakin sarat makna karena berlangsung bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional. Rudi menutup pidatonya dengan ajakan penuh semangat: “Mari kita rapatkan barisan. Kita jadikan Batam sebagai kota yang maju ekonominya, damai masyarakatnya, indah lingkungannya, dan bermartabat budayanya.”

Kehadirannya sore itu meneguhkan pesan bahwa Batam bukan sekadar kota industri yang menghadap dunia, melainkan juga rumah yang berakar kuat pada budaya Melayu. Di antara derap langkah modernisasi, suara adat tetap lantang, menjaga agar Batam tidak kehilangan ruhnya. (redaksi)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *