banner 728x250
Batam  

Unrika Jadi Tuan Rumah Seminar Nasional FMI 2025, Bahas Daya Saing dan Ekonomi Maritim

banner 120x600
banner 468x60

 

sidikfokusnews.com- Batam– Universitas Riau Kepulauan (Unrika) Batam mendapat kehormatan menjadi tuan rumah Seminar Nasional dan Call for Papers Forum Manajemen Indonesia (FMI) 2025. Kegiatan besar ini berlangsung meriah di Ballroom Hotel Planet Holiday & Residence Batam, Rabu (22/10), dan diikuti lebih dari seribu peserta dari berbagai kampus di seluruh Indonesia, mulai dari Aceh sampai Papua.

banner 325x300

Sejak pagi, ruang acara sudah dipenuhi peserta dan tamu undangan. Seminar tahun ini mengangkat tema “Strategi Manajemen Berkelanjutan dalam Membangun Daya Saing dan Ekonomi Maritim.” Tema tersebut menjadi topik penting bagi dunia akademik, khususnya bagi para dosen, peneliti, dan praktisi manajemen yang hadir untuk berbagi ilmu dan pengalaman.

Acara dibuka secara resmi oleh Ketua FMI Pusat, Sri Gunawan, yang dalam sambutannya mengatakan bahwa FMI bukan sekadar ajang ilmiah, tetapi juga wadah untuk mempererat silaturahmi antarinsan manajemen di seluruh Indonesia.
“Forum ini tempat kita saling berbagi dan membantu. Dari yang awalnya tidak kenal menjadi saudara,” ujarnya disambut tepuk tangan peserta.

Pembukaan berlangsung hangat dan penuh nuansa budaya dengan tari Zapin Melayu yang dibawakan mahasiswa Prodi Manajemen Unrika. Tarian tersebut menambah semarak suasana dan menunjukkan kekayaan budaya lokal Batam di tengah forum akademik nasional.

Pada sesi utama, hadir empat narasumber yang membahas beragam topik menarik tentang ekonomi berkelanjutan dan daya saing wilayah.
Salah satunya Prof. Herry dari Universitas Andalas yang mengangkat materi berjudul “Dari Diamond Porter ke Sustainable Diamond: Strategi Daya Saing Biru untuk Masa Depan Batam yang Lebih Maju.” Ia menegaskan bahwa keberhasilan ekonomi saat ini bukan lagi diukur dari seberapa cepat pertumbuhan terjadi, tetapi seberapa lama ekonomi bisa bertahan di tengah perubahan global.

Kemudian, Efrius, Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Kepri, menyampaikan tentang “Penguatan Ekonomi Berbasis Industri dan Maritim.” Ia menjelaskan bahwa posisi Batam yang sangat strategis karena berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia menjadi peluang besar untuk memperkuat sektor industri maritim.
“Batam memiliki 135 galangan kapal, jumlah terbanyak di Indonesia. Ini potensi besar yang harus terus kita kelola,” ujarnya.

Narasumber lainnya, I Dewa Gede Natih Bernan dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kepri, memaparkan kondisi perekonomian Kepulauan Riau yang terus menunjukkan tren positif. Ia menyebut bahwa sejak tahun 2011 hingga kini, pertumbuhan ekonomi Kepri selalu berada di atas rata-rata nasional dan diperkirakan akan terus membaik pada tahun 2025.

Sesi diskusi berjalan aktif dan menarik. Salah satu peserta dari Palu menanyakan soal kesenjangan antara pertumbuhan ekonomi Batam dan ketersediaan lapangan kerja. Para pembicara sepakat bahwa Batam memang belum bisa menyaingi Singapura, namun punya peluang besar menjadi mitra ekonomi yang saling melengkapi dengan negara tetangga tersebut.

Kegiatan seminar kali ini dipandu oleh Dr. Tubagus Pamungkas, M.Sc., dosen Program Studi Manajemen Pendidikan Unrika, yang berperan sebagai moderator. Dengan gaya komunikatif dan santai, Dr. Tubagus berhasil menjaga suasana diskusi tetap hidup dan mudah dipahami oleh peserta dari berbagai daerah.

Rektor Unrika, Prof. Sri Langgeng Ratnasari, menyampaikan rasa bangga dan harunya karena Unrika dipercaya menjadi tuan rumah FMI ke-17.
“Rasanya luar biasa, apalagi kami termasuk korwil baru dan langsung diberi amanah besar ini. Tahun ini FMI juga berusia 17 tahun, jadi seperti ulang tahun sweet seventeen,” ujarnya tersenyum.

Prof. Sri menjelaskan bahwa rangkaian kegiatan FMI 2025 berlangsung sejak 21 Oktober, diawali dengan workshop dan gala dinner. Pada 22 Oktober digelar seminar nasional, call for paper, rapat pengurus FMI, dan acara penutupan. Dalam penutupan, panitia juga memberikan berbagai penghargaan seperti best paper, best presenter, peserta terjauh dari Papua, serta peserta tercepat mendaftar.

Total peserta yang hadir mencapai 1.036 orang dari 179 kampus, tersebar di 31 provinsi dan 87 kota. Dari jumlah itu, 47 kampus menjadi co-host, 180 orang mengikuti call for paper, 297 peserta hadir langsung (luring), dan 739 orang bergabung melalui Zoom.

Selain seminar, kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Internasional) juga dilaksanakan di Singapura, diikuti oleh 191 peserta. Lokasi kegiatan PKM antara lain Muhammadiyah Islamic College, Marina Bridge, dan Kampung Gelam. Setelah kegiatan, peserta menikmati wisata edukatif ke Merlion Park, Jewel, dan Sentosa Island.

Prof. Sri juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh kampus yang menandatangani kerja sama akademik selama acara berlangsung.
“Ada 19 kampus yang menandatangani MOU, MOA, dan IA, serta 46 kampus menjadi co-host. Ini bukti bahwa FMI menjadi wadah kolaborasi nyata antarperguruan tinggi,” jelasnya.

Ia berharap Forum Manajemen Indonesia terus berkembang menjadi ruang berbagi dan saling menguatkan.
“Kampus besar bisa membantu kampus kecil agar sama-sama tumbuh. Melalui forum ini, kita belajar, berjejaring, dan maju bersama,” tutupnya dengan penuh kharismatik. (Nursalim Turatea).

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *