Sidikfokusnews.com.Minahasa Utara.-Kepanikan melanda perairan Pulau Talise, Minahasa Utara, Minggu siang, setelah Kapal Motor (KM) Barcelona mengalami kebakaran hebat saat tengah berlayar membawa penumpang dari Manado menuju Tahuna, Kabupaten Kepulauan Sangihe. Insiden yang terjadi sekitar pukul 13.30 WITA ini memicu kepanikan massal di atas kapal, di mana puluhan penumpang dilaporkan nekat melompat ke laut untuk menyelamatkan diri dari kobaran api.
Dalam sejumlah video amatir yang beredar di media sosial, tampak asap hitam pekat membumbung dari bagian tengah kapal. Teriakan minta tolong dan jeritan histeris penumpang mewarnai detik-detik menegangkan itu. Beberapa penumpang tampak mengenakan jaket pelampung, sementara lainnya berenang seadanya menunggu pertolongan.
> “Saya lihat api dari bagian belakang kapal, lalu menyebar cepat. Semua orang panik, banyak yang langsung lompat ke laut,” ujar Salman Lumaindong, salah satu penumpang yang berhasil diselamatkan dan kini dirawat di RSUD Walanda Maramis, Minahasa Utara.
Respon Cepat Basarnas dan Polairud, menanggapi laporan kecelakaan tersebut, Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Manado segera mengerahkan tim SAR gabungan bersama TNI AL, Polairud, dan Dinas Perhubungan. Operasi penyelamatan dimulai kurang dari satu jam setelah laporan pertama diterima.
“Kami menerima laporan pada pukul 13.45 WITA dan langsung mengaktifkan prosedur Search and Rescue Alert. Tiga kapal cepat kami kerahkan ke lokasi. Hingga pukul 17.00, sudah 68 penumpang berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat,” ungkap Muhammad Fahrizal, Kepala Kantor Basarnas Manado.
Menurut Basarnas, total jumlah penumpang dan awak kapal masih dalam verifikasi karena tidak semua tercatat dalam manifest resmi. Namun, diperkirakan lebih dari 90 orang berada di atas KM Barcelona saat kejadian.
“Prioritas kami adalah pencarian dan evakuasi korban yang masih mungkin terombang-ambing di laut. Tim penyelam juga disiapkan jika dibutuhkan untuk inspeksi bangkai kapal,” tambah Fahrizal.
Penyelidikan Penyebab Kebakaran, hingga berita ini diterbitkan, penyebab kebakaran KM Barcelona belum diketahui secara pasti. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) Kementerian Perhubungan RI menyatakan bahwa investigasi sedang berlangsung.
“Kami menurunkan tim dari Kantor Kesyahbandaran Manado dan investigator KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) untuk menyelidiki penyebab kebakaran. Semua aspek, mulai dari kelistrikan kapal, kebocoran bahan bakar, hingga standar keselamatan akan diperiksa,” ujar Capt. Hendri Hutasoit, Kepala Seksi Keselamatan Pelayaran Ditjen Hubla.
KM Barcelona V.A merupakan kapal penumpang reguler yang melayani rute Manado–Tahuna, serta beberapa pelabuhan antar pulau di Kabupaten Sangihe. Kapal ini berusia lebih dari 10 tahun dan tercatat dalam daftar kapal operasional Kemenhub, meskipun masih belum diketahui kapan terakhir kali menjalani dok inspeksi teknis atau dok kapal.
Di Pelabuhan Manado dan Tahuna, suasana haru mewarnai kedatangan keluarga penumpang. Sejumlah keluarga menangis sembari mencari informasi tentang nasib kerabat mereka.
“Saya cuma ingin tahu apakah adik saya selamat atau tidak. Tolong kami diberi kejelasan,” ujar Maria Kandowangko, warga Tahuna yang tengah menunggu informasi di posko darurat pelabuhan.
Pihak Basarnas dan Dinas Sosial telah membuka posko informasi dan layanan keluarga di dua titik: Pelabuhan Manado dan RSUD Walanda Maramis. Psikolog dari Dinas Kesehatan juga disiagakan untuk memberikan trauma healing bagi korban selamat dan keluarga.
Catatan Hitam Keselamatan Laut, Insiden KM Barcelona kembali membuka luka lama terkait buruknya standar keselamatan transportasi laut di Indonesia, khususnya di wilayah timur yang banyak bergantung pada moda kapal penumpang.
“Tragedi demi tragedi ini terjadi karena kurangnya pengawasan teknis, pelatihan awak yang belum merata, serta kepatuhan yang lemah terhadap standar keselamatan internasional,” kata Dr. Safri Lubis, ahli transportasi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Menurut catatan KNKT, dalam 5 tahun terakhir, lebih dari 50 insiden kebakaran kapal terjadi di wilayah Indonesia timur, dengan sebagian besar disebabkan korsleting listrik dan kelalaian penanganan bahan bakar.
Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan berjanji akan melakukan audit menyeluruh terhadap kapal penumpang yang beroperasi di jalur pelayaran Manado–Sangihe. Audit akan difokuskan pada kelayakan teknis, pelatihan keselamatan awak kapal, dan kelengkapan alat keselamatan di atas kapal.
“Tragedi ini tidak boleh terulang. Kami akan lakukan tindakan tegas terhadap pengelola kapal jika terbukti lalai,” tegas Capt. Hendri Hutasoit.
Hingga pukul 20.00 WITA, proses evakuasi masih terus dilakukan, sementara pencarian korban yang belum ditemukan diperpanjang hingga tujuh hari ke depan.
INFO PENTING UNTUK KELUARGA PENUMPANG:
Posko Informasi dan Pencarian Korban KM Barcelona:
Pelabuhan Samudera Manado – Hotline: 0431-889000
RSUD Walanda Maramis Minahasa Utara – Hotline: 0431-771122
Basarnas Manado – Call Center 115
Kolom pengaduan bagi saksi mata atau keluarga penumpang yang ingin membagikan cerita atau data penting terkait insiden ini.”(TRSF)