banner 728x250

Tim Kesenian BPW KKSS Kepri Hadiri Festival Budaya di Melaka: Menyatukan Semangat Seni dan Persaudaraan Serumpun

banner 120x600
banner 468x60

 

sidikfokusnews.com-Tanjungpinang — Langkah kaki penuh semangat dan kebanggaan mengiringi keberangkatan tim kesenian Badan Pengurus Wilayah Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (BPW KKSS) Provinsi Kepulauan Riau menuju negeri jiran, Malaysia. Undangan kehormatan dari panitia Festival Budaya Antarbangsa di Melaka menjadi momentum berharga bagi Kepri dan masyarakat Bugis-Makassar-Buton-Mandar di rantau ini untuk menampilkan keindahan seni dan jati diri budaya di pentas internasional.

banner 325x300

Festival yang diselenggarakan di kota bersejarah Melaka tersebut mempertemukan berbagai komunitas budaya dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Thailand. Bagi KKSS Kepri, keikutsertaan ini bukan sekadar tampil di panggung kesenian, melainkan sebuah misi kultural: memperkenalkan warisan budaya Sulawesi Selatan sebagai bagian integral dari mosaik kebudayaan Nusantara, sekaligus mempererat hubungan serumpun antara Indonesia dan Malaysia.

Ketua BPW KKSS Kepri, Ady Indra Pawennari, menyampaikan rasa syukur dan kebanggaan atas kesempatan tersebut. Ia menegaskan bahwa kehadiran tim kesenian ini membawa nama baik Kepri dan Indonesia.

“Kami datang bukan hanya membawa tarian dan musik, tapi juga membawa semangat persaudaraan dan kehormatan daerah. Ini adalah kesempatan untuk menunjukkan bahwa masyarakat Sulawesi Selatan di perantauan tetap menjaga akar budayanya, sekaligus menjadi bagian dari Kepri yang kaya akan keberagaman,” ujarnya sebelum rombongan berangkat melalui Pelabuhan Batam Centre.

Dalam festival ini, tim kesenian KKSS Kepri dijadwalkan menampilkan sejumlah tarian khas Sulawesi Selatan yang sarat makna filosofis, di antaranya Tari Padduppa sebagai tarian penyambutan tamu agung, Tari Paduppa Bosara yang menggambarkan keramahan masyarakat Bugis-Makassar, serta Tari Kipas Pakarena, simbol kelembutan dan kesetiaan perempuan Bugis. Iringan musik tradisional dengan alat seperti gandrang dan kecapi Bugis menambah kekuatan artistik dalam setiap penampilan.

Menurut Koordinator Kesenian KKSS Kepri, penampilan tersebut dipersiapkan secara matang selama beberapa pekan. Latihan intensif dilakukan di Batam dengan melibatkan para seniman muda dan tokoh budaya senior yang tergabung dalam komunitas KKSS.

“Kami ingin menunjukkan kualitas penampilan yang profesional tanpa kehilangan ruh tradisi. Setiap gerakan, busana, dan iringan musik kami desain untuk menghadirkan pengalaman budaya yang otentik dan berkelas,” ujarnya.

Festival budaya di Melaka dikenal sebagai ajang yang mengedepankan diplomasi kultural antarnegara serumpun. Pemerintah Negara Bagian Melaka sendiri secara khusus mengundang perwakilan dari Kepri karena kedekatan historis dan geografis antara kedua wilayah. Hubungan ini telah terjalin sejak masa kerajaan Melayu Riau-Lingga dan Kesultanan Gowa yang sama-sama memiliki jejak interaksi panjang di jalur pelayaran Selat Malaka.

Pengamat budaya, Dr. Nurhayati Laha, menilai keikutsertaan KKSS Kepri dalam festival ini memiliki makna strategis dalam memperkuat diplomasi budaya Indonesia di kawasan Asia Tenggara.

“Ini bukan sekadar pertunjukan seni, tetapi juga bentuk representasi soft power daerah. KKSS Kepri menunjukkan bahwa diaspora Indonesia di luar negeri tidak hanya bekerja dan berusaha, tapi juga menjadi duta budaya yang memperkuat citra bangsa,” ujarnya.

Sementara itu, Megat Rurry Afriansyah, tokoh muda. Ketua Saudagar Rumpun Melayu, yang turut memberikan dukungan moral, mengatakan bahwa kegiatan seperti ini harus terus difasilitasi oleh pemerintah provinsi dan lembaga kebudayaan.

“Kesenian adalah wajah lunak diplomasi kita. Kepri memiliki banyak komunitas etnik seperti Bugis, Melayu, Batak, dan Tionghoa yang semuanya bisa menjadi jembatan persahabatan antarnegara. Festival seperti ini membuktikan bahwa budaya mampu menyatukan di atas segala perbedaan,” tegasnya.

Rombongan BPW KKSS Kepri yang berangkat terdiri atas puluhan seniman, pengurus, dan pendamping budaya. Mereka juga membawa produk-produk kerajinan tangan khas Kepri dan Sulawesi Selatan untuk dipamerkan di arena festival, termasuk tenun sutra, anyaman bugis, dan kudapan tradisional.

Pemerintah Provinsi Kepri serta sejumlah tokoh masyarakat di Batam turut memberikan apresiasi dan doa agar kegiatan tersebut berjalan lancar. Melalui partisipasi ini, diharapkan KKSS Kepri tidak hanya menjadi duta seni, tetapi juga agen harmoni yang memperkuat hubungan lintas bangsa dan lintas budaya.

Dalam suasana hangat di antara pelabuhan dan angin laut yang membawa aroma asin khas Kepri, keberangkatan tim kesenian ini menjadi simbol bahwa meski hidup di perantauan, semangat budaya Sulawesi Selatan tetap menyala. Di panggung Melaka, mereka tidak sekadar menari—mereka menuturkan kisah tentang jati diri, kebanggaan, dan persaudaraan serumpun yang tak lekang oleh waktu.”arf-6

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *