sidikfokusnews.com-Tanjungpinang- Kepulauan Riau.-Gelombang perlawanan terhadap dugaan mafia rokok ilegal di Kepulauan Riau memasuki fase paling panas. Di tengah tekanan publik yang semakin memuncak, percakapan internal para tokoh Gerakan Bersama (Geber) memperlihatkan strategi sunyi—diam bukan berarti mundur, melainkan menyiapkan pukulan telak di waktu yang tepat.
Diskusi di kalangan aktivis memperlihatkan tarik ulur kepentingan, keraguan terhadap skenario pertemuan di Batam, hingga wacana membawa persoalan ini langsung ke Jakarta—menuju Dirjen Bea Cukai, Mabes Polri, dan KPK. Langkah ini dipandang sebagai manuver ekstrem agar isu rokok ilegal tidak mati di meja audiensi Tanjungpinang semata, tetapi meledak di panggung hukum nasional.
Para pengamat politik menilai keputusan ini bukan tanda kelemahan, melainkan strategi mematangkan data dan menjaga soliditas. Dalam sejarah gerakan sipil, mereka yang melawan kepentingan ekonomi gelap sering kali dipatahkan dari dalam. Celah sekecil apa pun bisa dimanfaatkan pihak lawan untuk memecah belah barisan.
Sosiolog menyebut dinamika ini sebagai “politik kewaspadaan”—strategi yang lahir dari kesadaran bahwa menghadapi aktor kuat butuh kehati-hatian, bukti tak terbantahkan, dan solidaritas mutlak. Isu ada transferan yang sempat beredar di kalangan aktivis hanya menambah bumbu kontroversi, belum dapat diketahui kebenarannya memicu tafsir liar tentang upaya membungkam gerakan.
Namun, semangat perlawanan tidak surut. Wacana pertemuan di Batam dipandang sebagian aktivis sebagai jebakan untuk meredam gejolak. Di sisi lain, muncul suara lantang agar isu ini segera diangkat ke media dan pusat kekuasaan—bukan sekadar wacana lokal yang mudah dipetik kepentingannya oleh kelompok yang disebut “mafia rokok.”
Jika benar langkah ke Jakarta ditempuh, para analis memprediksi badai politik dan hukum akan mengguncang Kepulauan Riau. Saat itu tiba, tidak ada lagi ruang bagi kompromi. Gerakan pemuda ini tampaknya siap menempuh jalur ekstrem—mengguncang kepentingan ekonomi gelap yang selama ini bersembunyi di balik asap rokok ilegal.”(timredaksiSF)