banner 728x250
Bintan  

Sertifikasi Kompetensi IPTL di Desa Sebong Lagoi: Meningkatkan Daya Saing Lokal dalam Industri Kelistrikan Nasional

banner 120x600
banner 468x60

 

sidikfokusnews.com-Bintan, Kepulauan Riau.— Di tengah gelombang industrialisasi dan ekspansi sektor pariwisata di kawasan Bintan, langkah Pemerintah Desa Sebong Lagoi menggelar pelatihan dan uji kompetensi Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik (IPTL) menuai apresiasi luas dari berbagai kalangan. Program ini tidak hanya bertujuan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) lokal, tetapi juga menjadi jawaban konkret terhadap kebutuhan perusahaan di kawasan industri Lobam dan pariwisata Lagoi yang kini semakin menuntut tenaga kerja bersertifikat dan kompeten.

banner 325x300

Ketua Tim Asesor dari PT Eleska Teklis Mandaka, yang menjadi lembaga pelaksana sertifikasi, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi amanah Undang-Undang Ketenagakerjaan dan Ketenagalistrikan. Menurutnya, uji kompetensi menjadi proses penting untuk memastikan bahwa setiap tenaga kerja memiliki keterampilan teknis yang mumpuni, wawasan keselamatan kerja, serta sikap profesional yang sesuai standar nasional.

“Tujuan utama dari sertifikasi ini adalah memastikan bahwa instalasi kelistrikan aman bagi masyarakat, ramah lingkungan, dan handal dalam pengoperasian. Kami tidak hanya menilai kemampuan teknis semata, tapi juga pengetahuan dan sikap kerja. Kompetensi itu terbentuk dari irisan tiga unsur penting: keterampilan (skill), pengetahuan (knowledge), dan sikap (attitude),” jelasnya.

Dalam konteks pelaksanaan, pelatihan ini mencakup dua bidang utama: pembangunan dan pemasangan instalasi tegangan rendah, serta pemeriksaan dan pengujian instalasi baik tegangan rendah maupun menengah. Hal ini sangat relevan dengan kebutuhan di lapangan, khususnya bagi sektor perhotelan, properti, dan industri manufaktur yang mengandalkan tenaga teknis berlisensi untuk mengelola sistem kelistrikan yang kompleks dan berisiko tinggi.

Pakar ketenagakerjaan dari Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. M. Ramli Yusuf, menilai bahwa inisiatif seperti ini sangat strategis dalam menjembatani kesenjangan antara kebutuhan industri dengan kapasitas SDM lokal.

“Langkah Desa Sebong Lagoi sangat progresif. Mereka menyadari pentingnya memanfaatkan bonus demografi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Sertifikasi ini bukan sekadar formalitas, tapi memberikan legitimasi dan pengakuan kompetensi yang sangat dibutuhkan dunia kerja saat ini,” katanya.

Lebih jauh, ia juga mengapresiasi pendekatan pemerintah desa yang tidak pasif dalam menyambut perubahan zaman. Di tengah maraknya proyek industri dan pariwisata di Bintan, banyak desa lainnya masih belum tanggap terhadap peluang yang ada.

“Desa yang adaptif terhadap perubahan akan menjadi pelaku utama pembangunan, bukan hanya penonton. Sertifikasi IPTL ini memberi peluang bagi pemuda-pemudi desa untuk masuk ke sektor formal dengan posisi yang lebih layak,” tambah Ramli.

Dari sisi industri, kehadiran tenaga kerja bersertifikat juga dinilai memberikan dampak positif terhadap manajemen risiko perusahaan. Perusahaan cenderung menekan potensi kecelakaan kerja dan kerusakan lingkungan dengan memastikan bahwa tenaga teknis yang mereka rekrut sudah tersertifikasi.

Menurut Ketua Tim Asesor, hal ini juga selaras dengan motto banyak perusahaan modern yang menuntut keamanan dan kepatuhan regulatif sebagai bagian dari prinsip ESG (Environment, Social, and Governance).

“Kami sangat menghargai langkah kepala desa yang peduli terhadap permintaan industri. Karena dengan tenaga kerja bersertifikat, perusahaan bisa mengurangi risiko kecelakaan kerja yang berbiaya tinggi, dan juga memastikan bahwa lingkungan kerja tetap aman dan terkendali,” ungkapnya.

Partisipasi aktif masyarakat Desa Sebong Lagoi dalam kegiatan pelatihan dan sertifikasi IPTL juga menunjukkan bahwa kesadaran terhadap pentingnya keahlian dan pengakuan formal mulai tumbuh. Para peserta mengikuti pelatihan dengan semangat tinggi, karena melihatnya sebagai kesempatan nyata untuk meningkatkan taraf hidup dan membuka akses kerja yang lebih luas.

Sejarawan dan antropolog lokal, Dr. Indra Susanto dari Universitas Maritim Raja Ali Haji, menyebut bahwa transformasi orientasi kerja masyarakat pesisir menjadi tenaga teknis bersertifikat adalah bagian dari perubahan sosial yang signifikan.

“Masyarakat pesisir yang dulunya bertumpu pada sektor tradisional kini mulai membuka diri pada profesi berbasis teknologi dan regulasi. Ini bukan sekadar peralihan ekonomi, tetapi juga evolusi cara pandang terhadap masa depan,” ujar Indra.

Uji kompetensi ini sekaligus menegaskan bahwa pembangunan tidak lagi harus menunggu pemerintah pusat. Desa-desa dengan visi dan kemauan kuat bisa menjadi pionir kemajuan, dengan menghubungkan potensi warganya ke dalam sistem ekonomi yang lebih besar.

“Kami dari tim asesor sangat memberikan apresiasi kepada Desa Sebong Lagoi. Pelatihan dan sertifikasi ini menunjukkan bahwa mereka tidak ingin warga desanya hanya menjadi penonton dalam dunia kerja yang semakin kompetitif. Ini adalah bentuk tanggung jawab sosial dan visi masa depan yang patut dicontoh,” pungkas ketua tim asesor.

Dengan terselenggaranya pelatihan dan sertifikasi IPTL ini, Desa Sebong Lagoi tidak hanya menyongsong masa depan tenaga kerja yang profesional, tetapi juga membuktikan bahwa desa mampu menjadi pusat pertumbuhan dan transformasi sosial-ekonomi berbasis SDM unggul.”(timredaksisidikfokus)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *