MENTERI BUMN pertama, Tanri Abeng, mendapat tugas berat dari Presiden Soeharto. Dia diminta menyelamatkan Garuda Indonesia yang akan dibangkrutkan oleh para kreditur asing.
“Pak Harto mengatakan begini kepada saya: saudara menteri lakukan langkah-langkah apa saja untuk menyelamatkan Garuda!” terangnya.
Lelaki yang digelar “Manajer Rp1 Miliar” di zamannya ini, mulai bekerja. Target pertama, mengganti direktur utama (dirut), yang tak lain mantan ajudan Pak Harto.
“Semua orang bilang, jangan sentuh. Jangan bikin marah Pak Harto. Itu orang dekatnya Pak Harto. Tapi sebagai pemimpin, saya harus berani. Sekalian saya mau menguji Pak Harto, apakah beliau konsisten dengan ucapannya agar saya menyelamatkan Garuda,” ungkapnya.
Setelah mempersiapkan lahir dan batin, Tanri kembali menghadap Presiden Suharto. “Bapak Presiden, saya sudah punya solusi pertama untuk Garuda,” terangnya. Suharto pun senang bukan main.
“(Tapi) begini Bapak Presiden, saya harus ganti dirutnya…” Ternyata Suharto malah tertawa. “Sambil duduk, dia tertawa, ‘Ha ha ha… Kenapa dirutnya saja mau diganti? Ganti aja semua direksi di situ. Mafia semua di situ, sudah tujuh tahun!” ungkap Tanri menirukan Suharto.
Dan itu betul, Garuda saat itu sudah tujuh tahun merugi. Kini giliran Tanri yang senang bukan main. Dia pun menyeruput teh yang disuguhkan, dan langsung pamit kepada Pak Harto. Dan benar, akhirnya Garuda bisa diselamatkan. Nama Tanri pun tercatat dalam tinta emas.
“Organisasi, hanya akan sebaik pemimpinnya. Jadi, saudara-saudara komisaris utama, kalau di organisasi Anda itu tidak jalan, perhatikan dirutnya dulu,” ujar pengusaha yang meninggal dunia pada Minggu, 13 Juni 2024 dini hari di usianya yang ke-82 tahun tersebut. (Nursalim Turatea/Yanti).