Tanjungpinang, 28 Juni 2025 — sidikfokusnews.com. Aula Gedung Asrama Haji Kota Tanjung pinang pagi ini dipenuhi gelombang batik biru-toska khas Anambas. Ratusan delegasi dari cabang-cabang K3A (Kekerabatan Keluarga Kepulauan Anambas)—mulai dari Batam, Pekanbaru, Jakarta hingga dan lain-lainnua —berkumpul dalam Musyawarah Besar Luar Biasa (Mubeslub) untuk satu agenda krusial: memilih Ketua Umum Badan Pimpinan Pusat (BPP) K3A periode 2025-2028 setelah kekosongan kepemimpinan sejak akhir 2024.
Mengapa “luar biasa”?
Ketua standing committee Mubeslub, Said Damirie bersyukur acara ini dapat berjalan sebagaimana mestinya. Dan terima kasih atas kehadiran para tokoh-tokoh, masyarakat Anambas dan Mahasiswa/i antusias Hadir
Dr. Aswandi SE, MM, yang hadir mewakili Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad, menegaskan bahwa embel-embel “luar biasa” bukan sekadar retorika.
> “Mubes di penghujung 2024 terpaksa dianulir karena beberapa pasal hasil sidang tak sinkron dengan AD/ART. Vakum kepengurusan terlampau lama. Kita butuh mekanisme ekstra untuk menjaga marwah organisasi,” urainya dari podium.
Dalam laporan singkatnya, Aswandi menyebutkan konsolidasi panitia yang berlangsung hampir dua bulan dengan pola gotong-royong lintas kota. “Semangat luar biasa itulah yang hari ini Bapak-Ibu rasakan,” tambahnya disambut tepuk tangan undangan.
Seruan “penjaga api” dari Dato’ Huzrin Hood
Tokoh sentral pembentukan Provinsi Kepri sekaligus Ketua Umum BP3KR, Dato’ Huzrin Hood, hadir sebagai elder statesman. Pria berjanggut lebat itu menyampaikan pesan tajam namun hangat:
> “K3A butuh penjaga api—figur yang paham akar kekerabatan sekaligus cakap menavigasi isu nasional seperti maritim, pelabuhan, dan perikanan. Saya sodorkan Prof. Dr. Ir. Ardiansyah, pakar kebijakan kelautan di Kantor Staf Presiden. Kita butuh keberanian dan jejaring beliau untuk mengerek harkat Anambas,” tegas Huzrin.
Reputasi Huzrin sebagai motor pembentukan Kepri menjadikan suaranya bergema kuat di forum.
Kandidat, proses, dan peta dukungan
Selain Ardiansyah—yang diusung banyak cabang rantau—muncul pula nama-nama aktivis muda seperti Nurul Hidayat (Ketua K3A Surabaya) dan Yuliani Hamka (Koordinator Jaringan Diaspora Perempuan Anambas). Pencalonan dibuka hingga pukul 19.00 WIB, diikuti sidang tata tertib dan penyampaian visi-misi secara terbuka malam ini.
Sesuai aturan, hak suara dipegang 49 Dewan Pimpinan Cabang (DPC) plus tiga suara “founding fathers”. Sidang mufakat tetap diutamakan, tetapi voting tertutup disiapkan sebagai opsi bila tak tercapai consensus babak pertama.
Refleksi tugas rumah
Mubeslub juga memuat empat rekomendasi strategis yang akan digodok di komisi-komisi:
1. Digitalisasi Keanggotaan
Migrasi data 18 000 anggota ke cloud terpadu agar diaspora mudah mengakses beasiswa, bantuan kesehatan, dan peluang usaha.
2. Rumah Singgah Anambas
Gagasan pendirian hub sosial di Tanjungpinang untuk mahasiswa dan pasien rujukan. Ide ini pertama kali mengemuka dalam rapat pendiri 19 Juni lalu.
3. K3A Youth Leadership Camp
Program kaderisasi tahunan dengan format live-in di pulau-pulau terluar sebagai sarana memupuk kepemimpinan dan cinta kampung halaman.
4. Kemitraan Ekonomi Maritim
Menjalin MoU dengan pelaku logistik dan teknologi perikanan guna menghubungkan nelayan Anambas dengan pasar ekspor langsung.
Dukungan pemerintah: sinyal positif
Gubernur Ansar Ahmad—meski berhalangan hadir karena agenda dinas ke Natuna—mengirimkan sambutan tertulis yang dibacakan Dr. Aswandi. Pemerintah Provinsi, katanya, siap menfasilitasi program K3A yang selaras dengan Rencana Induk Percepatan Pembangunan Pulau-Pulau Kecil Terluar Kepri.
Sinyal serupa datang dari Pemerintah Pusat. Staf Ahli Kemenko Marves serta perwakilan Kantor Staf Presiden dijadwalkan hadir di sesi pleno besok untuk mendengar langsung agenda ekonomi biru K3A.
Di balik gemerlap: perjalanan panjang menjaga “rumah”
Sejak berdiri awal 2000-an, K3A konsisten menjadi payung besar bagi warga Anambas di perantauan—dari ritual halal bihalal akbar di Batam hingga layanan crowd-funding saat bencana. Namun, dinamika internal—terutama regenerasi—menjadi tantangan. Keterlibatan anak muda kerap terhambat pola komunikasi konvensional dan dominasi tokoh senior.
“Kalau organisasi ingin panjang umur, kuncinya ada pada digital-native,” ujar Andika Putra, delegasi K3A Bandung, di sela rapat komisi.
Agenda selanjutnya
Mubeslub dijadwalkan rampung Minggu (29/6) siang dengan penetapan formatur lengkap. Ketua terpilih dituntut menuntaskan road-map 100 hari pertama—mulai finalisasi database keanggotaan hingga rancangan kongres budaya Anambas 2026 di Jemaja.
Sementara itu, suasana hangat tetap terasa di lobi utama: meja penuh laksa natuna, luti gendang panas, dan canda berlogat Siantan yang menandakan satu hal—apa pun hasil Mubeslub, semangat “kekerabatan” akan selalu menjadi jangkar pemersatu._ Redaksi