sidikfokusnews.com-Tanjungpinang.— Dalam rangka menyambut 25 tahun berdirinya Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada tahun 2027 mendatang, Badan Pekerja Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau (BP3KR) secara resmi membentuk Tim Pembuatan Buku Sejarah Perjuangan Pembentukan Provinsi Kepri. Tim ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam mendokumentasikan jejak perjuangan, dinamika politik, dan semangat kebangsaan yang melatarbelakangi lahirnya provinsi maritim tersebut.
Dalam rapat resmi BP3KR, disepakati bahwa Prof. Abdul Malik, akademisi dan sejarawan terkemuka dari Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), ditunjuk sebagai Ketua Tim Pembuatan Buku Sejarah. Penunjukan ini disertai kerja sama erat antara tim penulis dan para ahli sejarah dari UMRAH yang memiliki kompetensi di bidang historiografi, politik lokal, dan kebudayaan Melayu.
Rencana penerbitan buku sejarah ini ditargetkan rampung pada tahun 2027, bertepatan dengan peringatan 25 tahun berdirinya Provinsi Kepulauan Riau. Buku tersebut diharapkan menjadi karya monumental yang tidak hanya merekam fakta sejarah, tetapi juga menggambarkan nilai perjuangan, idealisme, serta aspirasi masyarakat Kepri dalam memperjuangkan status provinsi yang diperoleh pada tahun 2002 silam.
Dalam enam bulan pertama setelah pembentukan tim, BP3KR akan menggelar rapat pleno besar yang melibatkan seluruh perwakilan dan tokoh-tokoh pejuang dari berbagai kabupaten/kota. Pleno tersebut akan menjadi forum penghimpunan data, kesaksian, serta sumbangsih pemikiran dari para pelaku sejarah langsung yang terlibat dalam proses pembentukan Provinsi Kepri.
BP3KR juga menyerukan kepada seluruh pejuang dan tokoh masyarakat Kepri yang masih menyimpan foto, gambar, arsip, atau dokumen lain terkait masa perjuangan pembentukan provinsi agar dapat menyerahkannya kepada Sekretaris Jenderal BP3KR, Sudirman Almoend. Seluruh dokumen tersebut akan dijadikan bahan referensi penting dalam proses penyusunan buku sejarah, guna memastikan bahwa setiap jejak perjuangan terdokumentasi dengan lengkap dan autentik.
Selain dokumen, kesaksian langsung dari para pejuang akan menjadi bagian utama dalam penulisan buku ini. Setiap tokoh yang terlibat — baik sebagai penggagas, pendukung gerakan rakyat, maupun pelaku di lapangan — akan menjadi narasumber utama dalam merekonstruksi perjalanan panjang pembentukan Provinsi Kepulauan Riau. Pengalaman pribadi, dinamika perjuangan, serta tantangan politik yang dihadapi akan dihimpun sebagai narasi hidup sejarah daerah.
Ketua Tim, Prof. Abdul Malik, menegaskan pentingnya karya ini bukan hanya sebagai arsip sejarah, tetapi juga sebagai sumber pendidikan dan inspirasi generasi muda. “Buku ini akan menjadi warisan intelektual yang merekam nilai perjuangan, semangat kebersamaan, dan cita-cita masyarakat Kepri untuk berdiri di atas kaki sendiri sebagai provinsi yang berdaulat secara administratif dan bermartabat secara budaya,” ujarnya.
Langkah BP3KR ini mendapat apresiasi luas dari kalangan akademisi dan pemerhati sejarah daerah. Pembuatan buku sejarah dianggap sebagai wujud tanggung jawab moral terhadap perjalanan panjang perjuangan rakyat Kepulauan Riau, sekaligus sebagai upaya menjaga ingatan kolektif agar semangat tersebut tidak pudar di tengah arus modernisasi.
Melalui proyek sejarah ini, BP3KR menegaskan kembali komitmennya untuk memastikan setiap pelaku perjuangan mendapat tempat yang layak dalam catatan sejarah Kepri. Buku ini nantinya akan menjadi dokumen otentik peradaban Kepri, yang bukan hanya menceritakan masa lalu, tetapi juga memberikan inspirasi tentang pentingnya kesatuan, keberanian, dan idealisme dalam membangun masa depan provinsi kepulauan yang maju dan berkarakter.”arf-6