banner 728x250

Menjaga Damai di Tengah Keberagaman: Kemenag Batam Satukan Tokoh Agama dan Media Hadapi Ancaman Konflik Sosial

banner 120x600
banner 468x60

 

Batam — Di tengah kompleksitas kehidupan sosial Kota Batam yang multikultural dan multiagama, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Batam menunjukkan langkah strategis dengan menggandeng tokoh-tokoh lintas agama dan insan media dalam sebuah Focus Group Discussion (FGD) bertema “Penguatan Deteksi Dini Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan”, Senin, 30 Juni 2025, bertempat di Aula Mini Kemenag Batam, Sekupang.

banner 325x300

Kegiatan ini bukan sekadar forum dialog biasa, melainkan momentum penting untuk merumuskan strategi kolektif dalam mencegah potensi konflik keagamaan sejak dini. Dengan subtema “Upaya Pencegahan Dini dan Penanganan Konflik Paham Keagamaan serta Membangun Sinergi Melalui Kebersamaan”, forum ini menghadirkan para pemangku kepentingan dari berbagai elemen strategis, antara lain Majelis Ulama Indonesia (MUI), organisasi masyarakat keagamaan, dan perwakilan media massa.

Turut hadir dalam diskusi ini Ketua MUI Kota Batam, Ketua Al Jam’iyyatul Washliyah, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (NU), Ketua Muhammadiyah Kota Batam, serta sejumlah tokoh agama lintas iman dan pegiat media. Media turut berperan aktif, salah satunya diwakili oleh Antoni dari Ikatan Wartawan Online (IWO) Indonesia, yang hadir mewakili Ketua Umum IWO Indonesia, Nursalim, M.Pd. Sosok Nursalim dikenal sebagai tokoh pers yang gigih memperjuangkan nilai-nilai kebhinekaan dan toleransi dalam praktik jurnalistik dan literasi publik.

Dalam sambutannya, Kepala Kemenag Kota Batam, Drs. H. Budi Dermawan, menegaskan bahwa stabilitas sosial tidak akan terwujud jika masyarakat dan institusi negara lalai dalam melakukan deteksi dini terhadap potensi konflik berbasis keagamaan. Ia menyampaikan bahwa tanggung jawab menjaga harmoni bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tugas moral seluruh elemen masyarakat—terutama tokoh agama dan media yang menjadi penjaga moralitas publik dan penyebar narasi damai.

“Konflik tidak terjadi secara tiba-tiba. Ia tumbuh dari benih-benih ketidakpahaman, ketimpangan komunikasi, hingga provokasi yang disebarkan secara digital. Oleh karena itu, peran media dalam menyampaikan informasi yang mencerahkan serta tokoh agama dalam membimbing umatnya agar hidup damai dan moderat menjadi sangat krusial,” ungkap Budi Dermawan.

Forum berlangsung dengan dinamis dan partisipatif. Para peserta membagikan pengalaman konkret mengenai tantangan dan solusi dalam menjaga kerukunan umat beragama di wilayah masing-masing. Sejumlah isu strategis mengemuka, mulai dari perlunya meningkatkan literasi keagamaan yang ramah terhadap keberagaman, pemberdayaan dai atau pendakwah moderat, hingga langkah antisipatif terhadap penyebaran konten digital bermuatan ujaran kebencian, hoaks, dan propaganda ekstremisme.

Salah satu gagasan utama yang lahir dari diskusi ini adalah pentingnya pembentukan tim reaksi cepat lintas agama yang mampu merespons isu-isu sensitif secara tepat dan berbasis pendekatan mediasi. Tim ini diharapkan mampu bertindak sebagai jembatan komunikasi sekaligus penjaga ketenangan publik dalam situasi rawan. Selain itu, pendekatan berbasis kearifan lokal dan nilai-nilai budaya Melayu dinilai relevan sebagai metode penyelesaian konflik yang lebih membumi dan kontekstual.

Media massa dan platform digital juga direkomendasikan untuk memainkan peran yang lebih aktif dalam menyebarkan narasi-narasi konstruktif, memperkuat empati sosial, serta menjadi ruang edukasi yang mendorong pemahaman antarumat beragama. Kolaborasi antara wartawan, tokoh masyarakat, dan akademisi diharapkan mampu menghasilkan produk informasi yang tidak hanya akurat, tetapi juga membangun ketahanan sosial.

FGD ini menjadi titik temu berbagai kekuatan moral dan sosial untuk bersatu dalam menjaga perdamaian Kota Batam. Lebih dari sekadar diskusi, kegiatan ini merupakan forum konsolidasi strategis lintas sektor. Hasil dari FGD akan dijadikan dasar dalam penyusunan kebijakan dan program kerja Kemenag Kota Batam, khususnya dalam penguatan moderasi beragama dan manajemen konflik sosial berbasis nilai-nilai kebangsaan.

Melalui kolaborasi yang inklusif, terbuka, dan berkesinambungan, Kementerian Agama Kota Batam menegaskan komitmennya sebagai pilar utama dalam menjaga kohesi sosial. Hadirnya para tokoh agama, ormas, dan insan media di forum ini menjadi simbol nyata bahwa menjaga damai di tengah pluralitas bukan sekadar idealisme, tetapi kerja nyata yang harus dilakukan bersama secara terus-menerus.

(Laporan: Nursalim Turate/Yanti)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *