Oleh : Redaktur Eksekutif Sidikfokus news.com
Kalau kita masih pura-pura puas dengan panggung gemerlap ulang tahun provinsi, maka percayalah: 23 tahun lagi Kepri hanya akan jadi catatan sejarah kegagalan. Karena itu, mari “simak” ini — bukan untuk mereka yang manja dengan seremonial, tapi untuk yang benar-benar peduli pada nasib rakyat kecil.
1. Hentikan Pemujaan Seremonial!
Setiap rupiah yang dipakai untuk pesta tari, pawai, resepsi mewah = pengkhianatan terhadap rakyat yang masih mengais kerang untuk makan.
2. Robek Janji, Tuntut Bukti!
Tema “Maju, Makmur, Merata” hanya slogan di baliho.
jangan tepuk tangan,lebih baik kosongkan kursi undangan, biar pejabat bicara sendiri di atas panggung kosong.
3. Bongkar Mafia Anggaran
APBD bukan celengan pejabat, apalagi ATM untuk proyek titipan. Publikasikan setiap data anggaran secara real-time, biar rakyat tahu siapa yang makan paling banyak.
Jika ada kabupaten yang “bangkrut”, itu bukan sekadar gagal manajemen, tapi dosa politik.
4. Lawan Komersialisasi Ruang Publik
Pelantar, taman kota, dan ruang rakyat bukan barang dagangan. Jika ruang publik dilelang, rakyat harus rebut kembali. Karena itu bukan milik pejabat, tapi milik orang-orang kecil yang mencari nafkah di situ.
5. Investasi Bukan Selfie
Pejabat yang sibuk pamer “mendatangkan investor” tapi lupa nelayan dan pedagang kecil = badut politik. Ukur investasi dari berapa rakyat yang bisa makan layak, bukan berapa kali pejabat masuk headline.
6. Gali Sumber Daya, Jangan Gali Hutang
Migas, laut, pariwisata = emas yang terabaikan. Setiap rencana hutang pemerintah daerah harus dianggap darurat dan diaudit rakyat. Karena hutang hari ini = beban rakyat esok.
7. Jadikan Rakyat Aktor, Bukan Penonton
Partisipasi bukan formalitas. Jangan biarkan kebijakan lahir dari ruang rapat tertutup. Rakyat harus duduk di meja perencanaan, bukan hanya menonton dari luar jendela.
8. Serius dengan Pendidikan dan Infrastruktur
Tanpa jalan, tanpa transportasi antar-pulau, tanpa sekolah layak = mimpi Kepri hanya dongeng. Setiap pejabat yang lebih sibuk selfie di luar negeri ketimbang membangun sekolah desa, harus diingatkan dengan keras: “Kau digaji dari uang rakyat, bukan untuk jalan-jalan!”
9. CSR Migas = Darah Rakyat, Bukan Hadiah Perusahaan
CSR bukan kebaikan hati perusahaan, tapi kewajiban moral dan hukum. Kalau CSR hanya mampir ke meja pejabat, rakyat berhak bertanya: “Untuk siapa sebenarnya minyak dan gas di Natuna dan Anambas?”
10. Ingat! 23 Tahun Itu Sudah Dewasa
Provinsi ini bukan bayi lagi. Kalau setelah 23 tahun rakyat masih bertanya “apa gunanya provinsi ini?”, maka pejabat harus rela mundur. Karena jelas: mereka gagal menunaikan janji sejarah.
Ini cermin pahit. Kalau Kepri mau selamat, hentikan sandiwara. Bangun dari bawah, mulai dari rakyat, dan akhiri dengan keberanian untuk jujur.