banner 728x250

Kenangan Tak Terlupakan Bu Dwi Handayani Tinggal: Dari Susukan ke UHAMKA, Kisah Hidup yang Menginspirasi

banner 120x600
banner 468x60

 

sidikfokusnews.com. Jakarta.-Di sebuah sudut hangat lantai 1 Sekolah Pascasarjana (SPS) Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) Jakarta, Bu Dwi Handayani Tinggal berbagi kisah hidupnya kepada Nursalim, Ketua Ikatan Wartawan Online Indonesia (IWO Indonesia) Provinsi Kepulauan Riau. Cerita itu bukan sekadar curahan hati, melainkan untaian perjalanan panjang seorang perempuan tangguh yang menjadikan setiap tapak kehidupan sebagai jejak kenangan yang sulit dilupakan.

banner 325x300

Bu Dwi lahir pada 27 Desember 1985 di Ciracas, Susukan, Jakarta Timur. Ia tinggal di lingkungan yang sederhana dan hangat, tumbuh sebagai anak kedua dari tiga bersaudara. Sejak kecil, ia sudah terbiasa hidup mandiri dan penuh semangat. Pendidikan dasarnya ditempuh di SDN Susukan 05 Jakarta, lalu melanjutkan ke SMP Negeri 106 Jakarta dan lulus pada tahun 2001. Kemudian, ia meneruskan ke jenjang SMK Wijaya Kusuma dan tamat pada tahun 2004.

Tahun 2007 menjadi awal babak baru dalam kehidupannya, ketika ia menikah untuk pertama kalinya dan dikaruniai dua orang anak. Namun, takdir berkata lain. Rumah tangga itu harus berakhir dalam kepahitan. Meski demikian, Bu Dwi tidak berhenti melangkah. Dengan hati yang lapang dan semangat yang tetap menyala, ia melanjutkan hidup. Tahun 2021, ia menikah untuk kedua kalinya dan kembali dianugerahi seorang anak yang melengkapi kebahagiaannya.

Di tahun yang sama, ia diterima sebagai tenaga keamanan (security) di lingkungan UHAMKA Jakarta. Bagi sebagian orang, pekerjaan ini mungkin dipandang sederhana, tapi tidak bagi Bu Dwi. “Saya suka jadi sekuriti, karena bisa bertemu banyak orang, nambah pengalaman, dan saya merasa lebih percaya diri,” tuturnya kepada Nursalim dengan senyum tulus.

Baginya, menjadi sekuriti bukan hanya soal berdiri menjaga gerbang dan area kampus, tetapi juga tentang tanggung jawab, kedisiplinan, dan pelayanan. Ia bangga dengan seragamnya. Ia bangga bisa menyapa mahasiswa, dosen, dan para tamu yang datang dengan ramah. Profesi ini membuatnya merasa dibutuhkan dan dihargai.

“Di sini saya merasa punya peran, punya tempat. Saya tidak malu menjadi sekuriti. Justru ini pekerjaan yang membuat saya banyak belajar tentang arti kerja keras dan pengabdian,” lanjutnya. Ia percaya bahwa tidak ada pekerjaan yang rendah bila dijalani dengan hati yang bersih dan penuh tanggung jawab.

Percakapan hangat di lantai 1 SPS UHAMKA itu menjadi saksi bahwa di balik sosok perempuan sederhana bernama Dwi Handayani Tinggal, terdapat kisah hidup yang luar biasa. Sebuah perjalanan yang dibingkai oleh keteguhan hati, cinta terhadap keluarga, dan kebanggaan terhadap pekerjaan.

Nursalim, yang dikenal sebagai wartawan dan pemimpin organisasi jurnalis di Kepulauan Riau, pun mengaku terharu. “Kisah Ibu Dwi ini harus dicatat, harus dibagikan. Ini bukan sekadar cerita hidup, tapi sumber inspirasi,” ucapnya seraya menulis cepat dalam catatan jurnalistiknya.

Karena hidup bukan tentang di mana kita berasal, tetapi ke mana kita melangkah. Dan Bu Dwi telah membuktikan bahwa langkah kecil yang dijalani dengan penuh rasa syukur, bisa membentuk jejak kehidupan yang besar dan bermakna.

Disusun oleh: Nursalim
Ketua IWO Indonesia Provinsi Kepulauan Riau

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *