banner 728x250

K3A Siap Dikukuhkan, Usung Semangat Keberagaman dan Jejaring Sosial Nasional

banner 120x600
banner 468x60

 

sidikfokusnews.com.Tanjungpinang. — Kelahiran organisasi Kekerabatan Keluarga Kepulauan Anambas (K3A) menandai babak baru dalam dinamika sosial masyarakat Kepulauan Riau, khususnya dalam menjalin jejaring kekerabatan, memperkuat kolaborasi antar kelompok masyarakat, serta mendorong kontribusi etnis dan budaya dalam pembangunan daerah dan nasional. Setelah melalui fase penyusunan struktur dan penjabaran program kerja yang cukup panjang, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) K3A telah menyatakan kesiapannya untuk dikukuhkan secara resmi pada 9 Agustus 2025.

banner 325x300

Rangkaian pengukuhan dijadwalkan akan dihadiri langsung oleh Gubernur Provinsi Kepulauan Riau, sebuah bentuk dukungan simbolik sekaligus politis yang menunjukkan bahwa pemerintah daerah mengapresiasi lahirnya organisasi yang digagas secara akar rumput namun berorientasi nasional ini.

Drs. Raja Amirullah, Apt., selaku Ketua Dewan Pendiri K3A, menyampaikan bahwa struktur organisasi telah dirampungkan 100 persen dan tinggal menunggu proses penandatanganan formal. Ia menekankan pentingnya keterlibatan semua elemen masyarakat dalam kepengurusan, termasuk unsur Tionghoa yang menurutnya tidak boleh hanya dijadikan simbol inklusivitas semata.

“Jangan sampai keterlibatan unsur etnis hanya legu-legu awalnya saja, tapi kemudian mati suri. Kita ingin semua komponen benar-benar diberi ruang dan berperan aktif sesuai dengan tupoksi masing-masing,” ujarnya dalam rapat koordinasi dengan calon pengurus DPP K3A.

Kehadiran unsur etnis, menurutnya, bukan semata aspek representasi, tapi bagian dari strategi sosial untuk membentuk organisasi yang tangguh secara struktural dan inklusif secara kultural. Pandangan ini disampaikan langsung dalam forum yang juga dihadiri Fansuri, ST., MH., Ketua Bidang Organisasi dan Kaderisasi yang memimpin Majelis Panitia Pelaksana Pengukuhan.

Sementara itu, Ketua Umum K3A, Dr. Azwardi, SE., MM, menjelaskan bahwa organisasi ini tidak dibentuk untuk menjadi lembaga seremoni atau pertemuan sosial belaka. Ia menegaskan, K3A telah menyusun program kerja yang konkret dan berlapis: jangka pendek, menengah, dan panjang. Program tersebut dirancang berdasarkan kebutuhan strategis dan dinamika lokal yang ada di masing-masing wilayah.

Dengan markas besar DPP yang berada di Tanjungpinang, K3A mengambil posisi unik dalam memperkuat pembangunan di wilayah perbatasan dan pesisir. Keberadaan organisasi ini diharapkan mampu menjembatani komunikasi antara kelompok masyarakat akar rumput dengan struktur pemerintahan, baik di tingkat daerah maupun nasional. Yang menarik, belum dibentuk DPW khusus untuk Tanjungpinang-Bintan, menunjukkan bahwa fokus organisasi saat ini justru tertuju pada pembentukan jaringan di wilayah-wilayah lain di Indonesia.

Hamdan, S.Si., M.AP., selaku Sekretaris Umum, menyebut bahwa ekspansi struktural K3A telah dipersiapkan secara nasional, termasuk rencana pendirian DPW (Dewan Pimpinan Wilayah), DPD (Dewan Pimpinan Daerah), dan DPC (Dewan Pimpinan Cabang) di berbagai provinsi dan kabupaten/kota. Ini menjadi bagian dari upaya menjadikan K3A sebagai organisasi yang responsif terhadap kondisi sosial dan budaya di berbagai pelosok Tanah Air.

S.M. Damrie Alaydrus, SKM., MPH, Ketua Harian K3A, menambahkan bahwa pengukuhan yang akan digelar bulan depan bukanlah acara seremoni biasa. Ia menyebutnya sebagai momentum strategis untuk menyatukan langkah dan visi antaranggota, sekaligus membangun relasi kelembagaan dengan berbagai mitra di tingkat daerah dan nasional. “Lokasi pelantikan sedang difinalisasi. Kami juga telah berkomunikasi langsung dengan Pak Gubernur yang menyatakan kesiapan untuk hadir dan mengukuhkan,” katanya.

Dalam tubuh organisasi, K3A telah membentuk sejumlah bidang kerja yang difokuskan untuk memperkuat relasi antarlembaga, menjalin kemitraan dengan organisasi kemasyarakatan (ormas), perkumpulan, hingga menjalin hubungan kerja sama dengan pemerintah. Strategi ini mencerminkan visi besar K3A sebagai katalisator pembangunan sosial berbasis masyarakat sipil.

Dr. Taufik Kurniawan, pengamat sosial dan organisasi dari Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), menyambut lahirnya K3A sebagai angin segar bagi revitalisasi jejaring sosial berbasis kekerabatan dan nilai budaya lokal. Menurutnya, organisasi ini memiliki peluang besar menjadi platform kolaboratif antarkelompok yang selama ini belum terakomodasi secara sistematis.

“K3A bisa menjadi organisasi yang menjahit ulang simpul-simpul sosial masyarakat, terutama di wilayah pesisir dan perbatasan. Jika mampu menjangkau lintas generasi dan lintas etnis, maka ia berpeluang menjadi model komunitas sosial yang visioner,” ujarnya.

Dari sudut pandang manajemen organisasi, Dr. Andi Surya Bakti dari Universitas Riau menilai bahwa keberhasilan pembentukan struktur nasional merupakan langkah awal yang menjanjikan. Namun ia mengingatkan bahwa tantangan sebenarnya ada pada tahap implementasi, khususnya dalam menjalankan visi organisasi secara konsisten di berbagai daerah dengan karakter sosial yang berbeda-beda.

“Kepemimpinan yang kuat dan kemampuan menjalin kolaborasi lintas wilayah adalah kunci. K3A tidak boleh berhenti di struktur. Ia harus melangkah ke tahap berikutnya: program yang dirasakan nyata oleh masyarakat, terutama di daerah pinggiran,” jelasnya.

Organisasi seperti K3A, menurut Andi, dapat memainkan peran penting dalam memperkuat fondasi masyarakat sipil dan memperkaya proses demokratisasi sosial di Indonesia. Namun, semua itu hanya mungkin tercapai jika organisasi dibangun dengan semangat kolektif dan dijalankan dengan pendekatan profesional.

Dengan pelantikan resmi yang semakin dekat, K3A dihadapkan pada ekspektasi tinggi. Bukan hanya dari masyarakat Kepri, tetapi juga dari berbagai kalangan di daerah lain yang menanti hadirnya organisasi yang mampu menjadi jembatan sosial dan katalisator perubahan berbasis nilai kekerabatan.

Dalam suasana sosial yang kian cair dan beragam, keberadaan K3A menjadi relevan—tak hanya sebagai organisasi sosial budaya, tetapi juga sebagai ruang temu gagasan, sinergi antaretnis, dan gerakan kolektif untuk memperkuat akar masyarakat Indonesia yang plural dan majemuk. Jika dikelola dengan benar, K3A bisa menjadi contoh bagaimana kekuatan lokal bisa bertransformasi menjadi kekuatan nasional.”(Arf)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *