sidikfokusnews.com-Tanjungpinang.– Momentum bersejarah bagi masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas di perantauan tercipta dengan dilantiknya Kekerabatan Keluarga Kabupaten Anambas (K3A) beserta seluruh jajaran pengurus masa bakti 2025–2030 oleh Gubernur Kepulauan Riau, H. Ansar Ahmad, S.E., M.M.
Pelantikan tersebut menjadi penanda awal kebangkitan semangat kebersamaan dan pengabdian masyarakat Anambas yang tersebar di Kota Tanjungpinang dan sekitarnya, dalam bingkai solidaritas dan rasa cinta tanah asal.
K3A yang kini dikomandoi oleh dr. Azwandi, S.E., M.M., diharapkan menjadi wadah solid bagi warga Anambas untuk menampung aspirasi, mempererat tali persaudaraan, serta menjadi jembatan komunikasi yang produktif antara masyarakat perantau dengan pemerintah daerah.
Dalam arahannya, Gubernur Ansar Ahmad menegaskan pentingnya peran organisasi kedaerahan seperti K3A sebagai mitra strategis pemerintah dalam memperkuat semangat persatuan, menjaga nilai-nilai budaya, serta mendukung pembangunan daerah asal secara berkelanjutan.
Suasana pelantikan terasa semakin istimewa dengan kehadiran Wakil Gubernur Kepulauan Riau beserta istri, yang turut memberikan apresiasi dan dukungan penuh atas kiprah K3A. Dalam kesempatan itu, istri Wakil Gubernur menyampaikan pemaparan historis yang sarat makna tentang hubungan erat antara etnis Bugis dan Melayu—dua budaya yang menjadi fondasi harmoni sosial di Kepulauan Riau, termasuk dalam sejarah panjang masyarakat Anambas.
Pemaparan tersebut disambut hangat oleh hadirin, meneguhkan kembali bahwa nilai persaudaraan dan kebersamaan lintas etnis telah lama menjadi kekuatan moral dan budaya yang memperkokoh jati diri Kepri sebagai “Tanah Segantang Lada”.
Menurut pakar organisasi dan pengamat sosial Kepri, terbentuknya kepengurusan K3A di bawah kepemimpinan dr. Azwandi merupakan momentum penting untuk membangun sinergi sosial yang produktif. Ia menilai, K3A memiliki potensi besar untuk menjadi model organisasi perantau yang visioner—tidak sekadar berorientasi pada kegiatan sosial, tetapi juga mampu mendorong kolaborasi konkret dalam bidang ekonomi kreatif, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat.
“Ketika organisasi kedaerahan mampu menumbuhkan empati dan kepedulian sosial bagi warganya di perantauan, maka di situlah nilai sejati dari pengabdian itu hidup. K3A harus menjadi agen pembangunan, bukan sekadar simbol kekerabatan,” ujarnya dengan tegas.
Pelantikan ini sekaligus menjadi ajang refleksi bagi masyarakat Anambas untuk memperkuat identitas, memperdalam rasa kebersamaan, serta meneguhkan komitmen membangun daerah asal dari tanah rantau.
Melalui kolaborasi antara pemerintah, tokoh masyarakat, dan generasi muda perantau, K3A diharapkan menjadi motor penggerak semangat gotong royong dan kemandirian ekonomi masyarakat Anambas di era modern.
Dengan mengusung semangat “Bangkitlah, Majulah, dan Jayalah K3A”, organisasi ini membawa tekad besar untuk menjadikan Anambas sebagai daerah yang bermarwah, bermartabat, dan berdaya saing tinggi, sejalan dengan cita-cita pembangunan Provinsi Kepulauan Riau yang inklusif, berbudaya, dan berkeadilan bagi seluruh anak negeri.”arf-6