sidikfokusnews.com-Batujajar, Jawa Barat.— Lanud Suparlan Pusdiklatpassus, Batujajar, tengah bersiap menjadi saksi perhelatan besar militer nasional. Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali, Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin, dan Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto meninjau langsung kesiapan Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer 2025 yang akan digelar 10 Agustus 2025.
Upacara ini diproyeksikan sebagai ajang pamer kekuatan terpadu TNI Angkatan Darat, Laut, dan Udara, disaksikan langsung oleh Presiden RI sekaligus Panglima Tertinggi TNI, Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto. Tak hanya parade militer, acara juga akan meresmikan pejabat strategis seperti Wakil Panglima TNI, Pangkopassus, Pangkormar, Pangkopasgat, serta pengukuhan Kodam dan Kodaeral baru.
Demonstrasi lintas matra akan menjadi sorotan utama. TNI AU akan menampilkan 17 pesawat tempur, termasuk F-16 Fighting Falcon dan T-50i Golden Eagle, dalam fly pass dan simulasi serangan udara terkoordinasi. TNI AD dan AL tak kalah atraktif dengan serbuan Kopassus, terjun operasi khusus, operasi darat gabungan, hingga manuver pasukan marinir. Seluruh atraksi ini dirancang untuk menunjukkan integrasi penuh tiga matra dalam menghadapi skenario ancaman nyata.
Pengamat pertahanan dari Universitas Pertahanan (Unhan), Mayjen TNI (Purn.) Andika Wiranata, menilai bahwa gelar pasukan kali ini bukan sekadar seremoni, melainkan pesan strategis bagi dunia internasional. “Kehadiran kekuatan lintas matra secara terpadu adalah sinyal deterrence. TNI menunjukkan bahwa postur pertahanan Indonesia mampu merespons ancaman multi-domain, dari darat, laut, hingga udara,” jelasnya.
Menurut analis militer regional, Dr. Hiroshi Nakamura dari National Defense Academy of Japan, konsep integrasi ini sejalan dengan tren militer modern. “Militer negara-negara maju mengedepankan joint operation capability. Indonesia sedang menegaskan dirinya sebagai kekuatan maritim dan kepulauan dengan kesiapan lintas matra yang solid,” paparnya.
Kasal Laksamana TNI Muhammad Ali menekankan pentingnya sinergi tiga matra sebagai kunci kekuatan pertahanan nasional, sementara Menhan Sjafrie Sjamsoeddin menegaskan momentum ini sebagai ajang memperkuat struktur organisasi TNI. “Dengan pengukuhan satuan baru, kita memperluas kemampuan adaptasi dan respons terhadap ancaman asimetris maupun konvensional,” tegas Menhan.
Bagi para pengamat, Gelar Pasukan 2025 di Batujajar adalah lebih dari sekadar pertunjukan militer. Ini adalah deklarasi kesiapan, pameran modernisasi alutsista, dan wujud nyata strategi pertahanan berlapis yang terintegrasi penuh di era geopolitik yang kian dinamis.”(timredaksiSF)