banner 728x250
Batam  

Indonesia Perkuat Strategi Cegah Kerusuhan Sosial, Belajar dari Konflik Nepal

banner 120x600
banner 468x60

sidikfokusnews.com – Batam.– Indonesia sebagai negara besar dengan keragaman etnis, agama, dan budaya terus menghadapi tantangan dalam menjaga stabilitas sosial. Potensi kerawanan akibat keberagaman yang luas dapat menjadi ancaman jika tidak dikelola dengan baik. Hal ini menjadi perhatian serius Prof. Dr. Ir. Chabullah Wibisono, MM, Guru Besar Universitas Batam sekaligus Waketum MUI Kepulauan Riau dan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Batam.

Dalam policy brief bertajuk Mencegah Kerusuhan Sosial di Indonesia: Pelajaran dari Konflik Nepal, Prof. Chabullah menekankan pentingnya penguatan tata kelola pemerintahan, pengelolaan keberagaman, pengurangan kesenjangan sosial, serta partisipasi pemuda dan mahasiswa. Menurutnya, pengalaman konflik di Nepal bisa menjadi cermin berharga bagi Indonesia agar tidak terjerumus dalam masalah serupa.

banner 325x300

“Indonesia harus memperkuat tata kelola dan memastikan pembangunan berjalan adil serta merata. Jika tidak, kesenjangan sosial bisa menjadi pemicu lahirnya konflik,” tegas Prof. Chabullah.

Ia menjelaskan, ada beberapa strategi yang perlu ditempuh. Pertama, memperkuat tata kelola pemerintahan yang adil, transparan, dan akuntabel dalam distribusi pembangunan dan anggaran. Kedua, mengelola keberagaman dengan memperkuat toleransi, dialog antarumat, serta pendidikan multikultural guna menjaga persatuan bangsa.

Selain itu, langkah penting lainnya adalah pengurangan kesenjangan sosial-ekonomi. Pemerataan pembangunan, peningkatan akses pendidikan, penciptaan lapangan kerja, dan penguatan UMKM diyakini dapat mengurangi ketimpangan yang kerap memicu konflik sosial.

Prof. Chabullah juga menyoroti peran generasi muda. Mahasiswa dan pemuda perlu diberi ruang lebih besar untuk berpartisipasi dalam kebijakan publik, inovasi, dan kewirausahaan. “Partisipasi aktif generasi muda akan menyalurkan aspirasi mereka secara damai dan konstruktif,” ujarnya.

Di bidang hukum, ia menekankan pentingnya penegakan hukum dan HAM secara adil dengan pendekatan restorative justice untuk menghindari eskalasi konflik. Sedangkan dari sisi moral dan spiritual, tokoh agama dan adat perlu terus dilibatkan agar masyarakat memiliki benteng nilai yang kuat dalam menjaga kerukunan.

Pengalaman Nepal yang dilanda konflik dan kerusuhan, menurut Prof. Chabullah, adalah peringatan nyata bahwa negara multikultural harus memiliki strategi antisipatif. “Indonesia bisa tetap damai dan kokoh di tengah keragaman jika setiap elemen bangsa bekerja sama menjaga persatuan,” tambahnya.

Dengan berbagai rekomendasi strategis tersebut, Indonesia diharapkan mampu memperkuat fondasi kebangsaan, mencegah kerusuhan sosial, serta tetap menjadi bangsa yang damai, adil, dan berdaulat di tengah dinamika global.” (Nursalim Turatea).

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *