sidikfokusnews.com-Tanjungpinang.– Gelombang perlawanan terhadap dugaan mafia rokok ilegal di Kepulauan Riau memasuki fase baru yang semakin memanas. Aliansi Gerakan Bersama (GEBER) memprediksi akan ada badai politik dan hukum yang akan mengguncang peredaran rokok non pita cukai di wilayah ini.
Sasjoni, salah seorang tokoh GEBER, menegaskan bahwa tekanan publik yang kian tinggi membuat aliansi harus menyusun langkah strategis. Menurutnya, dinamika internal yang tampak tenang bukan tanda mundur, melainkan bagian dari strategi untuk menyiapkan pukulan telak di waktu yang tepat.
“Gerakan ini bukan soal mundur atau melemah. Ini adalah politik kewaspadaan. Kami sedang menunggu momen yang pas agar isu rokok ilegal ini tidak hanya berhenti di meja audiensi lokal, tapi meledak di tingkat nasional,” tegas Sasjoni.
Diskusi internal aktivis terus mengungkap tarik-menarik kepentingan, termasuk munculnya keraguan terhadap rencana pertemuan di Batam, dan yang di sampaikan fasilitator pertemuan tersebut belum memberikan jawaban konkrit maksud dan tujuan pertemuan tersebut kepada gerakan Alesia bersama melalui koordinator pergerakan Yusri Sabri pertemuan yang dipandang sebagian pihak sebagai jebakan untuk meredam gejolak. Di sisi lain, suara keras mulai menyerukan agar isu ini segera dibawa ke pusat kekuasaan di Jakarta—ke Direktorat Jenderal Bea Cukai, Mabes Polri, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Para pengamat politik melihat langkah ini bukan sebagai tanda perpecahan atau kelemahan, tetapi justru bukti strategi matang untuk menjaga solidaritas gerakan sipil. Dalam banyak kasus, perlawanan terhadap kepentingan ekonomi gelap kerap dipatahkan dari dalam, di mana isu kecil sering dimanfaatkan untuk memecah belah barisan.
Seorang sosiolog menilai dinamika ini sebagai politik kewaspadaan—strategi yang lahir dari kesadaran bahwa menghadapi aktor dengan kepentingan besar membutuhkan kehati-hatian dan kesolidan mutlak. Apalagi, isu tentang dugaan transfer dana untuk membungkam pergerakan sempat beredar di kalangan aktivis, meski kebenarannya belum pernah terbukti.
Bagi para aktivis, wacana pertemuan di Batam dianggap tak lebih dari upaya menenangkan situasi. Karena itu, langkah untuk membawa isu ini ke Jakarta dipandang sebagai jalan ekstrem yang akan memaksa perhatian publik nasional tertuju pada dugaan mafia rokok ilegal di Kepulauan Riau.
“Kalau ini sampai ke Jakarta, badai politik dan hukum pasti akan mengguncang. Tidak akan ada ruang lagi untuk kompromi,” ujar Sasjoni, yang menegaskan bahwa gerakan pemuda siap mempertaruhkan segalanya demi menyelamatkan kerugian negara dan menyingkap kepentingan ekonomi yang selama ini tersembunyi di balik asap rokok ilegal.”(arf-6)
