banner 728x250
Berita  

Dari Mimbar Hagia Sophia, Seruan Lantang untuk Gaza Menggema ke Seluruh Dunia

banner 120x600
banner 468x60

 

sidikfokusnews.com-Istanbul, Turki.— Suasana penuh haru menyelimuti kubah megah Hagia Sophia ketika seorang ulama menyampaikan seruan lantang yang mengguncang hati umat Islam dan dunia. Dengan suara bergetar namun sarat keyakinan, ia menegaskan bahwa penderitaan Gaza bukan semata isu politik, melainkan ujian kemanusiaan dan keimanan.

banner 325x300

Forum tersebut dihadiri oleh 150 ulama dari lebih 50 negara. Dari atas mimbar bersejarah itu, empat pesan besar mengalir, ditujukan kepada Israel, dunia Islam, umat manusia, dan rakyat Gaza sendiri. Dengan retorika yang tajam, sang ulama menyebut rezim Zionis sebagai “musuh Allah di muka bumi”, seraya mengingatkan bahwa setiap tiran dalam sejarah akhirnya ditumbangkan. Ia menantang dunia Islam agar tidak hanya menjadi penonton, menyeru agar perbatasan dibuka demi mengalirkan bantuan nyata. Ia juga menggugah nurani kemanusiaan dunia agar tak larut dalam diam, sekaligus menguatkan rakyat Gaza dengan sabda Nabi Muhammad ﷺ tentang janji surga bagi mereka yang sabar dalam penderitaan.

Pidato itu diakhiri dengan doa panjang untuk Gaza, umat Islam, dan seluruh manusia yang masih menjaga nurani. Dari bawah kubah Hagia Sophia, gema seruan itu terasa bukan hanya sebagai pidato religius, tetapi sebagai peringatan moral lintas bangsa.

Reaksi terhadap pidato ini muncul dari berbagai kalangan. Profesor Mehmet Albayrak, pakar hubungan internasional dari Universitas Marmara, menilai momen di Hagia Sophia bukan sekadar simbol keagamaan, tetapi juga pesan politik global. “Hagia Sophia adalah ruang bersejarah yang menyatukan peradaban. Ketika seruan untuk Gaza disampaikan dari sana, dampaknya jauh lebih kuat, karena berbicara pada kesadaran kolektif dunia,” ujarnya.

Pengamat Timur Tengah asal Inggris, Dr. Hannah Cole, menilai pidato tersebut merefleksikan frustrasi yang mendalam terhadap kebisuan dunia internasional. Menurutnya, kritik tajam kepada negara-negara tetangga Gaza mencerminkan kekecewaan atas politik perbatasan yang lebih mementingkan stabilitas rezim daripada solidaritas kemanusiaan. “Pertanyaannya benar-benar menusuk: apakah tembok itu melindungi Gaza, atau melindungi dunia luar dari kewajiban moralnya?” katanya.

Dari perspektif geopolitik, analis Arab Saudi, Fahd Al-Harbi, menyebut pidato itu sebagai ujian kredibilitas dunia Islam. Menurutnya, tekanan moral dari ulama tidak akan cukup tanpa kebijakan nyata pemerintah. “Umat Islam di jalanan bisa saja mendukung Gaza, tetapi bila negara-negara Muslim masih terikat pada kepentingan ekonomi dan diplomatik dengan kekuatan Barat maupun Israel, maka suara moral itu sering berhenti di pintu perbatasan,” jelasnya.

Sementara itu, pengamat HAM internasional, Maria Sanchez, menekankan bahwa pesan ketiga yang ditujukan kepada seluruh umat manusia menyingkap kelemahan sistem global. “Banyak negara berbicara tentang hak asasi, tetapi ketika menyangkut Gaza, standar itu tiba-tiba kabur. Pidato ini adalah cermin yang memaksa dunia bertanya: apakah kemanusiaan hanya berlaku selektif?” katanya.

Reaksi publik di media sosial juga menguatkan gaung pidato tersebut. Tagar terkait Gaza dan Hagia Sophia sempat menjadi tren global, memperlihatkan bagaimana sebuah pesan religius dapat menjelma menjadi pernyataan politik yang mengguncang ruang digital internasional.

Bagi rakyat Gaza sendiri, kata pengamat politik Palestina, Ahmed Khalil, pidato ini berfungsi sebagai suntikan semangat. “Mereka tidak butuh belas kasihan, mereka butuh keyakinan bahwa penderitaan mereka punya makna. Ketika dari mimbar Hagia Sophia mereka mendengar janji surga, itu bukan sekadar penghiburan, tetapi pengingat bahwa dunia belum sepenuhnya meninggalkan mereka,” ungkapnya.

Di bawah gema doa dari Hagia Sophia, pesan itu mengguncang kesadaran dunia: diam mungkin menjadi pilihan banyak negara, tetapi sejarah akan mencatat siapa yang berpihak pada kebenaran dan siapa yang memilih membisu.”redaksiSF

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *