banner 728x250

Bismillaah

banner 120x600
banner 468x60

 

Hijrah 1447 H: Seruan Bangkitnya Umat Menuju Persatuan dan Perubahan Peradaban
MPUII: Saatnya Umat Meninggalkan Kejumudan dan Perpecahan Menuju Strategi Kebangkitan Islam yang Integral

banner 325x300

1 Muharram 1447 H menjadi titik penting bagi umat Islam Indonesia dan dunia untuk tidak sekadar memperingati sejarah hijrah Rasulullah ﷺ dari Makkah ke Madinah, tetapi menjadikannya sebagai inspirasi transformasi strategis—baik secara spiritual, sosial, politik, maupun budaya. Dalam pernyataannya menyambut Tahun Baru Islam 1447 H, Majelis Permusyawaratan Ulama Indonesia Internasional (MPUII) mengajak umat untuk berhijrah dari sikap individualistik dan stagnasi menuju visi kolektif, proaktif, dan solutif untuk membangun peradaban.

“Selamat berhijrah 1447 Hijriyah, dengan meninggalkan perpecahan dan perselisihan jahiliyah. Bangkit membangun persatuan sebagai tugas para muttaqun, bersinergi dengan pemerintah baru dan semua komponen umat dan bangsa untuk menghadapi tantangan dinamika geopolitik dan geoekonomi yang makin kompleks. Menuju bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur,” demikian pernyataan resmi MPUII, disampaikan pada Jumat, 1 Muharram 1447 H, bersamaan dengan pergantian tahun Hijriyah.

Pernyataan itu disertai seruan ayat mulia:

بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ
“(Negeri) yang baik dan (Tuhanmu) Maha Pengampun.” (QS. Saba: 15)

Ayat ini, menurut para ulama, adalah gambaran ideal sebuah bangsa yang bukan hanya diberkahi secara materi, tetapi juga dipenuhi ampunan Tuhan—yakni bangsa yang menjadikan nilai-nilai ilahiah sebagai fondasi sosial dan politiknya.

MPUII menekankan bahwa hijrah bukan sekadar tema rohani yang diulang setiap tahun, tetapi titik awal transformasi menuju kekuatan kolektif. Hijrah adalah perintah Allah yang mengandung tuntutan untuk bergerak, berani mengambil risiko, dan memperjuangkan tegaknya nilai-nilai Islam di tengah realitas dunia yang semakin menantang.

“Selamat berhijrah dari kelemahan kepada kekuatan, dari egois kepada jama’i, dari stagnasi kepada dinamika, dari kejumudan kepada keluasan wawasan… laa hawlaa wa laa quwwata illa billaah… Allahu Akbar!” tulis MPUII dalam pernyataan yang penuh semangat pembaruan.

Dalam konteks geopolitik saat ini, MPUII melihat adanya kebutuhan mendesak agar umat Islam tidak sekadar menjadi penonton pasif atas konflik dunia, krisis energi, ketimpangan ekonomi global, dan kolonialisme digital, melainkan tampil sebagai aktor solutif yang memiliki strategi dan kekuatan mandiri.

Ditekankan pula bahwa hijrah bukanlah pelarian dari kenyataan, tetapi langkah terencana menuju pengaruh dan kekuasaan. “Hijrah adalah strategi Rasulullah ﷺ yang mengubah kaum tertindas menjadi penguasa Madinah. Maka mari kita teruskan perjuangan ini. Dunia tidak akan berubah hanya lewat doa. Dunia akan berubah lewat dakwah yang berpijak pada pemikiran dan kekuasaan,” tegas MPUII.

Pernyataan ini menjadi pesan politik-spiritual yang kuat di tengah momentum pergantian pemerintahan nasional dan dinamika umat yang tengah mencari arah. MPUII menyerukan kepada seluruh ormas Islam, pesantren, ulama, intelektual Muslim, dan elemen masyarakat sipil untuk bersatu dalam visi baru Islam Rahmatan Lil ‘Alamin yang transformatif, bukan stagnan.

“Sudah cukup umat berkubang dalam retorika. Saatnya kita bertindak. Kita bukan hanya pengingat masa lalu kejayaan Islam, tetapi pewarisnya. Hijrah 1447 H ini bukan seremoni, tapi panggilan sejarah,” ujar salah satu anggota Dewan Syuro MPUII.

Tahun baru Islam adalah momen pengingat bahwa perubahan besar dimulai dari gerakan kecil yang ikhlas dan terorganisir. Seperti Rasulullah ﷺ yang mengawali peradaban Madinah dengan strategi, ukhuwah, dan keberanian, demikian pula hari ini: umat butuh langkah cerdas, bukan sekadar doa dan nostalgia.

MPUII menutup seruan hijrahnya dengan doa yang menggema dalam ratusan khutbah Jumat di berbagai penjuru Indonesia dan Asia Tenggara:

اللَّهُمَّ اجْعَلْ هَذَا الْعَامَ الهِجْرِيَّ عَامَ نُصْرَةٍ وَعِزَّةٍ لِلْإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِينَ

“Ya Allah, jadikanlah tahun Hijriyah ini sebagai tahun kemenangan dan kemuliaan bagi Islam dan kaum Muslimin.”

Dengan semangat itu, Hijrah 1447 H menjadi seruan universal untuk berpindah dari kerapuhan menuju kejayaan, dari sekadar umat menjadi pemimpin peradaban. Kini saatnya bergerak. Allahu Akbar!

arf_6666

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *