banner 728x250
Batam  

Batam Serukan “Jihad Melawan Sampah” Demi Wujudkan Kota Madani dan Berdaya Saing Global

banner 120x600
banner 468x60

 

sidikfokusnews.com – Batam — Kota Batam yang selama ini dikenal sebagai Bandar Dunia yang Madani tengah menghadapi tantangan serius terkait pengelolaan sampah, terutama limbah plastik yang semakin hari kian menumpuk di sudut-sudut kota. Permasalahan sampah ini bukan hanya sebatas isu lingkungan hidup, melainkan juga telah merambah ke berbagai dimensi penting lainnya seperti sosial, kesehatan, ekonomi, dan spiritualitas masyarakat.

banner 325x300

Guru Besar Ekonomi Syariah Universitas Batam, Prof. Dr. Ir. Chabullah Wibisono, MM, menyampaikan bahwa persoalan ini harus dihadapi secara kolektif, mengingat lebih dari 72 persen penduduk Batam memeluk agama Islam. Dengan demikian, ajakan “Jihad Melawan Sampah” dinilai relevan karena memadukan aspek tanggung jawab sosial dan spiritual untuk menjaga bumi sebagai amanah Tuhan.

Menurutnya, jihad melawan sampah bukan hanya sebatas aksi fisik memungut sampah, tetapi lebih dari itu, merupakan bentuk aktualisasi nilai-nilai keimanan yang selaras dengan ajaran agama. Gerakan ini diyakini mampu menjadi kekuatan kolektif menyelamatkan masa depan Batam, menjaga generasi mendatang, dan melestarikan lingkungan hidup.

Dalam perspektif agama, Islam menempatkan kebersihan sebagai bagian dari iman. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an, “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, orang-orang yang beriktikaf dan orang-orang yang ruku’ dan sujud.” (QS. Al-Baqarah: 125). Bahkan ditegaskan pula, “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang tobat dan mencintai orang-orang yang menyucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222). Hadis Nabi Muhammad SAW juga menyatakan bahwa “Kebersihan adalah sebagian dari iman” (HR. Muslim), serta “Sesungguhnya Allah itu suci dan mencintai kesucian” (HR. Tirmidzi).

Karena itu, upaya membersihkan lingkungan dari sampah bukan sekadar kepentingan estetika, melainkan bagian dari implementasi ajaran agama tentang pentingnya menjaga kebersihan diri, lingkungan, dan bumi.

Dampak sampah yang tidak dikelola dengan baik sangat berbahaya bagi berbagai aspek kehidupan. Dari sisi kesehatan, sampah yang menumpuk memicu berbagai penyakit infeksi seperti diare, tifus, gangguan pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta penyakit kulit seperti gatal dan iritasi. Dari sisi lingkungan, sampah mencemari tanah, air, udara, merusak ekosistem, dan memicu perubahan iklim melalui emisi gas rumah kaca dari pembusukan sampah organik. Sementara dari sisi sosial dan ekonomi, sampah mengurangi kualitas estetika kota, menurunkan nilai lingkungan hidup, menghambat sektor pariwisata, hingga memengaruhi investasi.

Untuk menjawab persoalan ini, sejumlah strategi dikemukakan. Di antaranya adalah mendorong reduksi penggunaan plastik sekali pakai yang menjadi sumber utama limbah modern. Pengelolaan sampah terpadu juga diperlukan, dengan sistem pemilahan antara sampah organik dan non-organik, pengomposan, serta program daur ulang.

Pendidikan publik dinilai sangat penting guna meningkatkan literasi lingkungan, yang dapat dilakukan melalui jalur formal di sekolah, masjid, komunitas, hingga media sosial. Inovasi teknologi juga bisa dimanfaatkan, seperti pengembangan waste to energy, bank sampah digital, hingga pengumpulan berbasis sensor.

Desentralisasi pengelolaan sampah menjadi kunci penting agar persoalan ini dapat ditangani dari lingkup terkecil, mulai dari rumah tangga, RT/RW, hingga unit kelurahan. Tak kalah penting, kolaborasi multipihak antara pemerintah, dunia usaha, komunitas agama, hingga media massa harus bersinergi demi mewujudkan lingkungan Batam yang lebih bersih dan sehat.

Sebutan Batam sebagai Bandar Dunia yang Madani tentu tak akan berarti tanpa pengelolaan sampah yang baik. Tumpukan sampah yang berserakan di tepi jalan, pasar, hingga kawasan wisata hanya akan merusak citra kota di mata publik maupun wisatawan. Oleh sebab itu, jihad melawan sampah perlu menjadi agenda kolektif yang berkelanjutan, bukan sekadar aksi sesaat.

Gerakan ini bukan sekadar soal kebersihan lingkungan, melainkan juga bentuk tanggung jawab spiritual dalam menjaga bumi sebagai amanah dari Allah SWT. Dengan menjaga kebersihan hari ini, Batam turut menjaga masa depan generasi mendatang.

Melawan sampah sejatinya merupakan tanggung jawab kolektif seluruh komponen masyarakat. Pendekatan spiritual, edukatif, dan teknologi dapat menjadi kekuatan utama mendorong perubahan sosial menuju Batam yang lebih sehat, bersih, dan berdaya saing di tingkat global.

Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an: “Ambillah pelajaran, wahai orang-orang yang berakal.” (QS. Al-Hasyr: 2)

Sumber referensi dalam kajian ini antara lain Al-Qur’anul Karim, Hadis Shahih Muslim dan Tirmidzi, laporan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2023, literatur ilmiah dari Damanhuri & Padmi (2010) tentang pengelolaan sampah, UN-Habitat (2021) Waste Wise Cities Tool, serta laporan World Bank (2018) What a Waste 2.0.”(Nursalim Turatea)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *