sidikfokusnews.com – Jakarta — Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) kembali menunjukkan komitmennya sebagai institusi pendidikan tinggi yang melahirkan pemikir dan inovator dalam bidang pedagogi dan kebahasaan. Salah satu mahasiswa program doktor Pendidikan Bahasa Indonesia di Sekolah Pascasarjana UHAMKA tengah mengajukan sebuah proposal disertasi yang menarik perhatian akademisi dan praktisi pendidikan, yakni mengenai pengembangan materi ajar berbasis model pedagogi genre.
Disertasi yang berjudul “Pengembangan Materi Ajar Berbasis Model Pedagogi Genre untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Keterampilan Menulis Artikel Ilmiah Populer pada Siswa SMP di Kabupaten Bogor” ini menyoroti pentingnya pendekatan pedagogis yang relevan dan aplikatif dalam meningkatkan dua kompetensi utama abad ke-21: berpikir kritis dan literasi menulis ilmiah.
Model pedagogi genre sendiri merupakan pendekatan pengajaran bahasa yang menekankan pada struktur dan fungsi sosial dari berbagai jenis teks atau genre. Pendekatan ini tidak hanya mengajarkan siswa untuk menulis secara gramatikal, tetapi juga menekankan pada pemahaman konteks, tujuan komunikasi, dan struktur retorika dalam setiap jenis tulisan. Dalam konteks penelitian ini, model pedagogi genre diterapkan secara sistematis dalam materi ajar dengan sasaran utama siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Bogor.
Peneliti melihat adanya kesenjangan signifikan antara materi pelajaran yang selama ini diberikan kepada siswa dengan keterampilan yang sesungguhnya dibutuhkan untuk menjawab tantangan dunia global saat ini, terutama dalam bidang literasi ilmiah populer. Artikel ilmiah populer — yang menjadi fokus disertasi ini — merupakan genre yang menjembatani antara sains dan masyarakat, memerlukan kemampuan menyampaikan gagasan dengan bahasa yang informatif, namun mudah dipahami.
Salah satu urgensi dari penelitian ini adalah rendahnya kemampuan siswa dalam mengolah gagasan secara kritis dan menyalurkannya ke dalam bentuk tulisan yang argumentatif dan informatif. Hal tersebut menjadi dasar kuat mengapa pengembangan materi ajar tidak bisa lagi hanya berorientasi pada hafalan, tetapi harus mendorong eksplorasi ide, analisis informasi, dan kemampuan menyusun teks yang kontekstual.
Dalam proposal disertasinya, peneliti juga menyampaikan bahwa pendekatan pedagogi genre tidak hanya berpotensi memperkuat pemahaman siswa terhadap struktur teks ilmiah populer, tetapi juga menanamkan kebiasaan berpikir kritis melalui proses scaffolding, kolaborasi, dan refleksi. Melalui model ini, siswa diajak untuk tidak sekadar menulis, tetapi memahami makna dan dampak dari apa yang mereka tulis — keterampilan yang esensial dalam kehidupan bermasyarakat dan dunia akademik masa depan.
Proposal disertasi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor Pendidikan Bahasa Indonesia di UHAMKA, kampus yang dikenal memiliki reputasi tinggi dalam pengembangan keilmuan berbasis nilai-nilai Islam dan kemanusiaan. Logo universitas yang terpampang di halaman proposal mencerminkan identitas kuat institusi yang sejak lama mendorong mahasiswanya untuk tidak hanya lulus sebagai akademisi, tetapi juga sebagai agen perubahan di masyarakat.
Dosen pembimbing dan para penguji menyambut baik topik penelitian ini karena dinilai sangat kontekstual dengan kebutuhan pendidikan di era digital. Tidak hanya relevan secara teoretis, pengembangan materi ajar ini juga diharapkan mampu memberikan solusi praktis bagi para guru bahasa Indonesia dalam menyusun kurikulum yang lebih adaptif, kreatif, dan berdampak langsung pada peningkatan kualitas pembelajaran.
Sebagai bagian dari kontribusi ilmiah yang berdampak luas, penelitian ini juga berpotensi menjadi model nasional dalam pembelajaran menulis artikel ilmiah populer berbasis genre. Apalagi, jika implementasinya dapat diperluas ke berbagai daerah lain dengan modifikasi sesuai kebutuhan lokal.
Dengan langkah ini, UHAMKA kembali membuktikan bahwa pendidikan tidak berhenti di ruang kuliah, tetapi terus dikembangkan untuk menjawab tantangan literasi dan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Dan di tangan mahasiswa doktoralnya yang berdedikasi, harapan akan lahirnya generasi muda yang kritis, kreatif, dan komunikatif, semakin nyata.(Nursalim Turatea).