banner 728x250

Menjemput Cahaya dari Barat: Kiprah Guru Muda Vivil Gusvira Zhona di Batam Batam – sidikfokusnews.com

banner 120x600
banner 468x60

 

Di tengah denyut Kota Batam yang terus tumbuh sebagai simpul peradaban maritim dan industri, hadir seorang tokoh muda yang datang dengan ketenangan, namun membawa visi yang besar dalam bidang pendidikan. Vivil Gusvira Zhona, perempuan asal Sumatera Barat, tiba di Batam bukan hanya dengan gelar sarjana dan setumpuk sertifikat, tetapi dengan semangat pengabdian yang tulus untuk dunia pendidikan yang lebih manusiawi dan berkarakter.

banner 325x300

Pada 26 Mei 2025, ia mengikuti proses wawancara calon guru di SMA IT Al-Muhajirin Tiban, sekolah Islam terpadu yang dikenal sebagai pelopor pendidikan berbasis nilai dan inovasi di Kepulauan Riau. Tak seperti pelamar lain yang mungkin gugup, Vivil melangkah mantap. Di balik wajah lembutnya tersimpan jejak intelektual dan pengalaman organisasi yang matang.

Ia merupakan lulusan Program Studi Pendidikan Geografi dari Universitas PGRI Sumatera Barat, dengan capaian IPK 3.96, sebuah angka yang tidak hanya menunjukkan kecerdasan akademik, tetapi juga ketekunan luar biasa. Namun, nilai tinggi bukan satu-satunya yang membuat Vivil istimewa. Ia adalah sosok yang tumbuh melalui pengalaman organisasi—menjadi Sekretaris Himpunan Mahasiswa Geografi selama dua periode, mengatur administrasi, membuat laporan kegiatan, dan menjadi jembatan komunikasi antaranggota dengan profesionalisme tinggi.

Dalam karier awalnya, Vivil juga terlibat aktif dalam praktik kerja di instansi pemerintah. Ia pernah magang di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pariaman, di mana ia belajar langsung tentang birokrasi, pelayanan masyarakat, dan pentingnya ketepatan data dalam pembangunan. Di tempat itu, ia tidak sekadar menjalankan tugas administratif, tetapi juga mengembangkan empatinya terhadap masyarakat yang mengandalkan layanan negara untuk hak-hak sipil mereka.

Perjalanan pendidikannya membawanya pula ke ruang kelas SMA Negeri 1 Nan Sabaris sebagai bagian dari praktik mengajar. Di sanalah ia berdiri sebagai guru muda, menghadirkan pelajaran geografi dengan pendekatan kontekstual—mengaitkan teori dengan realitas desa, potensi lokal, dan kesadaran ruang. Ia tidak sekadar mengajar peta, ia menghidupkan ruang dalam pikiran siswa.

Vivil juga tak pernah berhenti belajar. Ia mengembangkan keterampilan digital dengan menguasai Microsoft Office, SPSS, hingga ArcGIS, serta mengikuti pelatihan web developer demi menguatkan kemampuannya menjawab tantangan pembelajaran di era digital. Ia percaya bahwa guru bukan hanya pengajar, tapi juga pemelajar seumur hidup.

Kini, Vivil menetap di kawasan Tanjung Piayu, Sei Beduk, Batam—sebuah langkah besar yang ia pilih dengan sadar. Batam baginya adalah persimpangan ruang yang dinamis: kota multikultural, industri, tapi juga tempat yang membutuhkan sentuhan pendidikan yang membumi dan membangun karakter. Ia melihat kota ini bukan sekadar peluang kerja, melainkan ladang amal dan pembuktian diri.

Kepala sekolah SMA IT Al-Muhajirin menilai Vivil sebagai kandidat yang menjanjikan. “Kami mencari guru yang bukan hanya pintar, tetapi juga punya jiwa pembelajar dan mampu menginspirasi. Vivil membawa keduanya,” ujarnya dalam wawancara bersama redaksi.

Saat ini, Vivil masih menanti hasil akhir dari proses seleksi tersebut. Namun semangatnya tak padam. Ia telah menyiapkan diri bukan hanya untuk diterima, tetapi untuk menjadi bagian dari perubahan pendidikan di kota ini. Ia percaya, bahwa menjadi guru adalah jalan sunyi yang mulia—jalan untuk menyalakan cahaya, bukan sekadar menyampaikan pengetahuan.

Dan mungkin, suatu hari nanti, dari balik papan tulis di ruang kelas SMA IT Al-Muhajirin Tiban, nama Vivil Gusvira Zhona akan dikenang sebagai perempuan muda yang datang dari barat, membawa cahaya kecil yang menyinari ruang-ruang harapan di Batam. (Nursalim Turatea/Yanti).

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *