Anambas, 24 Juni 2025 —
Memperingati Hari Jadi Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA) ke-17, masyarakat di pusat kabupaten tampak antusias mengikuti rangkaian kegiatan yang diselenggarakan pemerintah daerah. Namun, di tengah kemeriahan tersebut, muncul keprihatinan dari masyarakat di wilayah Jemaja dan Palmatak yang merasa tidak mendapatkan ruang setara dalam merasakan euforia peringatan hari besar ini.
Tokoh masyarakat, yang engan namanya di publikasikan, menyampaikan keprihatinannya atas ketimpangan pelaksanaan kegiatan yang selama ini terfokus di satu wilayah saja. “Kami bangga dengan semangat masyarakat dalam memperingati Hari Jadi KKA. Namun, kami juga merasakan kesedihan karena Jemaja dan Palmatak tidak merasakan kemeriahan yang sama,” ujarnya.
Menurutnya, semangat perayaan Hari Jadi Anambas harus menjadi milik bersama seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Kita juga menyoroti pergeseran tradisi, di mana hiburan masyarakat yang biasanya digelar usai Paripurna DPRD kini tidak lagi dilakukan dengan format yang melibatkan seluruh kecamatan. Ia meminta agar pemerintah daerah dan DPRD KKA untuk tahun mendatang mengalokasikan anggaran dan menyusun konsep peringatan yang lebih merata untuk tiga wilayah utama: Siantan, Jemaja, dan Palmatak.
Lebih jauh, pemerhati sosial K3A. Mengingatkan pentingnya merenungi kembali sejarah lahirnya Anambas sebagai kabupaten, khususnya perjuangan Badan Perjuangan Pembentukan Kabupaten Kepulauan Anambas (BP2KKA) yang berujung pada disahkannya Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2008.
“Sejarah perjuangan yang ditorehkan oleh para pendahulu tidak boleh kita lupakan. Kita patut mengenang jasa almarhum Prof. Dr. Muhammad Zeen dan para syuhada lainnya yang telah mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran demi terbentuknya Anambas sebagai entitas otonom,” ucapnya.
Ia juga menyerukan doa dan penghormatan bagi seluruh tokoh yang telah wafat dalam perjuangan, sembari menekankan pentingnya generasi muda untuk memahami dan melanjutkan perjuangan itu. Mengutip pesan Bung Karno, “Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah,” Arf menyebut bahwa sejarah bukan sekadar catatan masa lalu, tapi fondasi moral untuk membangun masa depan yang lebih adil dan bermartabat.
Melalui momentum peringatan ini, ia berharap agar tahun depan peringatan Hari Jadi Anambas dapat dilaksanakan lebih inklusif dan merata di seluruh wilayah, sebagai bentuk penghargaan kepada masyarakat dan penghormatan atas sejarah perjuangan kabupaten ini.
Redaksi