banner 728x250
Batam  

Fakku Raqabah dan Semangat Kepahlawanan Zaman Kini

banner 120x600
banner 468x60

Oleh: Ustadz Hambali, S.Pd.I

Setiap tanggal 10 November, bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan. Sebuah momentum bersejarah untuk mengenang jasa para pejuang yang telah mengorbankan jiwa dan raganya demi kemerdekaan bangsa. Namun, di balik upacara dan seremoni itu, tersimpan pesan moral yang sangat dalam: bahwa semangat kepahlawanan tidak berhenti pada masa lalu. Ia harus terus hidup, berkembang, dan hadir dalam keseharian kita.

banner 325x300

Dalam percakapan ringan di sebuah grup sahabat, saya pernah menuliskan kalimat yang sederhana tapi sarat makna:
“Moment Hari Pahlawan adalah moment فَكُّ رَقَبَةٍۙ (fakku raqabah).”

Ungkapan ini terinspirasi dari Al-Qur’an surat Al-Balad ayat 13 yang berarti “membebaskan belenggu.” Dalam konteks spiritual, fakku raqabah mengandung makna membebaskan manusia dari segala bentuk keterikatan baik fisik, sosial, ekonomi, maupun batin. Membebaskan manusia dari perbudakan duniawi, dari kemiskinan, kebodohan, ketidakadilan, dan kezaliman.

Artinya, menjadi pahlawan tidak selalu harus mengangkat senjata, tetapi juga berjuang untuk membebaskan diri dan orang lain dari berbagai belenggu kehidupan. Dalam kehidupan modern, fakku raqabah bisa berarti membantu sesama keluar dari kesulitan, menolong yang lemah tanpa pamrih, dan menjaga kehormatan diri dengan bekerja keras secara halal.

Saya sering bercanda menyebut diri saya Hambali, MM, MBA (Muter-Muter Menjual Bubur Ayam).
Bagi sebagian orang, ini mungkin terdengar lucu, bahkan rendah. Tapi di balik gurauan itu, tersimpan semangat kepahlawanan yang sederhana: bekerja dengan tangan sendiri, tidak bergantung pada belas kasihan, dan tetap menjaga harga diri di tengah keterbatasan. Bukankah Rasulullah ﷺ sendiri pernah bersabda bahwa “Sebaik-baik makanan adalah hasil dari jerih payah tangannya sendiri”?

Di situlah letak makna pahlawan sejati. Pahlawan bukan hanya mereka yang bertempur di medan perang, tapi juga mereka yang berjuang di medan kehidupan.
Seorang ayah yang berangkat pagi demi menafkahi keluarganya, seorang ibu yang sabar mendidik anak-anaknya, seorang guru yang setia mengajar di pelosok tanpa pamrih, seorang pedagang kecil yang tetap jujur meski penghasilan tak seberapa semuanya adalah pahlawan dalam bentuknya masing-masing.

Fakku raqabah juga bermakna membebaskan hati dari kesombongan dan iri hati. Sebab banyak orang yang terbelenggu bukan oleh rantai besi, tapi oleh ambisi dan gengsi. Mereka sulit ikhlas menerima perubahan zaman dan sulit menghargai peran orang lain. Padahal, seperti kata pepatah bijak, “Setiap masa ada orangnya, dan setiap orang ada masanya.”

Dalam kehidupan, ada masa ketika kita berada di depan, dan ada masa ketika kita harus rela memberi jalan kepada generasi berikutnya. Keduanya sama mulia jika dijalani dengan keikhlasan. Kepahlawanan sejati adalah keberanian untuk tetap berbuat baik, walau tanpa sorotan, tanpa penghargaan, dan tanpa pamrih.

Maka, dalam konteks Hari Pahlawan, marilah kita merenung: apakah kita sudah menjadi pahlawan bagi lingkungan terdekat kita? Apakah kita sudah melakukan fakku raqabah dalam arti sosial membantu membebaskan orang lain dari kesulitan, dari rasa putus asa, dari kemiskinan dan kebodohan?

Menjadi pahlawan tidak selalu harus besar. Bahkan dari hal kecil, dari pekerjaan yang sederhana, dari bubur yang dijajakan setiap pagi, dari doa yang dipanjatkan untuk sesama, dari kejujuran yang dijaga di tengah godaan dunia semuanya bernilai pahala besar di sisi Allah.

Semangat Hari Pahlawan adalah semangat fakku raqabah: membebaskan, memerdekakan, dan memanusiakan manusia.
Kita mungkin bukan pahlawan yang dikenang dalam sejarah bangsa, tapi kita bisa menjadi pahlawan yang dikenang di hati keluarga dan masyarakat.

Karena sesungguhnya, kepahlawanan tidak ditentukan oleh seragam atau medali, tapi oleh hati yang tulus dan tangan yang bekerja untuk kebaikan.
Dan selama masih ada orang-orang yang berjuang dengan keikhlasan meski hanya “muter-muter menjual bubur ayam” maka semangat kepahlawanan itu tidak akan pernah padam. (Redaksi).

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *