sidikfokusnews.com-Jakarta.— Upaya peningkatan mutu pembelajaran Bahasa Indonesia di tingkat sekolah dasar terus dilakukan oleh para pendidik yang berkomitmen menghadirkan inovasi di ruang kelas. Salah satu langkah inspiratif datang dari Nurlaela, guru sekaligus peneliti yang mengkaji “Pengaruh Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW) Berbantuan YouTube dan Penguasaan Teori Menulis terhadap Kemampuan Menulis Teks Pidato Siswa Kelas VI SD Islam Amelia Tangerang Selatan.”
Penelitian yang dilakukan Nurlaela berangkat dari keprihatinan terhadap rendahnya kemampuan menulis teks pidato di kalangan siswa sekolah dasar. Dalam proses pembelajaran, banyak siswa yang masih kesulitan menyusun ide, memilih diksi yang tepat, serta merangkai kalimat menjadi sebuah teks pidato yang komunikatif dan logis. Kondisi ini mendorong perlunya pendekatan baru yang tidak hanya berfokus pada teori menulis, tetapi juga melibatkan pengalaman belajar yang interaktif dan kontekstual.
Model Think Talk Write (TTW) menjadi salah satu alternatif solusi. Pendekatan ini mengajak siswa untuk terlebih dahulu berpikir (think) mengenai topik yang akan ditulis, kemudian mendiskusikan ide-ide tersebut dengan teman (talk), dan akhirnya menuangkannya dalam bentuk tulisan (write). Dengan demikian, proses menulis tidak lagi menjadi kegiatan yang membebani siswa, tetapi menjadi kegiatan yang menyenangkan karena melibatkan interaksi dan tukar pikiran.
Keunikan penelitian ini terletak pada penggunaan YouTube sebagai media pendukung pembelajaran. Melalui tayangan pidato yang menarik, edukatif, dan sesuai dengan usia siswa, peserta didik dapat meneladani gaya berbicara, ekspresi wajah, intonasi suara, dan struktur pidato yang baik. Media digital ini memberikan gambaran nyata kepada siswa tentang bagaimana menyusun dan menyampaikan pesan secara efektif dalam bentuk teks pidato.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi antara model TTW dan pemanfaatan media YouTube mampu memberikan dampak positif terhadap peningkatan kemampuan menulis pidato siswa. Siswa menjadi lebih percaya diri, lebih terampil dalam menyusun ide secara sistematis, dan lebih memahami struktur teks pidato dengan baik. Selain itu, penguasaan teori menulis juga menjadi faktor penting yang memperkuat hasil belajar, karena siswa memiliki dasar konseptual yang jelas sebelum menulis.
Nurlaela menjelaskan bahwa dalam era digital seperti saat ini, kemampuan literasi tidak hanya sebatas membaca dan menulis, tetapi juga mencakup kemampuan memahami, mengolah, dan memproduksi informasi secara kritis melalui media digital. Dengan pendekatan pembelajaran seperti TTW berbantuan YouTube, guru dapat memadukan keterampilan abad ke-21 — berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas — dalam proses belajar menulis.
Melalui penelitian ini, Nurlaela berharap para pendidik di seluruh Indonesia dapat terus berinovasi dalam mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa zaman digital. Pembelajaran yang memanfaatkan teknologi bukan berarti menggantikan peran guru, tetapi justru memperkuat posisi guru sebagai fasilitator pembelajaran yang inspiratif.
Penelitian ini tidak hanya memberikan kontribusi terhadap pengembangan strategi pembelajaran Bahasa Indonesia, tetapi juga menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah dasar untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi pendidikan. Dengan menggabungkan metode berpikir, berdiskusi, dan menulis secara kreatif, serta memanfaatkan media digital seperti YouTube, siswa tidak hanya belajar menulis teks pidato, tetapi juga belajar menyampaikan ide secara logis, beretika, dan meyakinkan — keterampilan penting yang akan mereka bawa hingga ke jenjang pendidikan berikutnya.”(Nursalim Turatea).