Oleh: Redaksi Pendidikan Batam
sidikfokusnews.com-Batam.— Kemampuan berbicara di depan umum atau public speaking kini menjadi keterampilan yang wajib dimiliki oleh para pendidik di era modern. Dalam kegiatan pelatihan “Peningkatan Kompetensi Guru Bahasa Indonesia SMA se-Kota Batam Melalui Kemampuan Public Speaking dan Penguatan Literasi Matematika”, para peserta diajak memahami berbagai aspek teknis yang berperan penting dalam menciptakan komunikasi yang efektif, menarik, dan berpengaruh di hadapan audiens.
Dalam pemaparannya, narasumber menjelaskan bahwa public speaking bukan hanya soal berbicara lancar, tetapi juga tentang bagaimana seorang pembicara mampu mengelola bahasa, suara, ekspresi tubuh, serta perasaan dirinya sendiri. Semua elemen itu berpadu menjadi satu kesatuan yang menciptakan daya tarik dan kredibilitas di mata pendengar.
Salah satu aspek utama dalam public speaking adalah verbal, yaitu kemampuan seseorang dalam menggunakan bahasa. Pilihan kata, diksi, serta cara menyusun kalimat menjadi hal yang sangat menentukan keberhasilan komunikasi. Bagi guru, aspek verbal menjadi fondasi penting karena setiap kata yang diucapkan memiliki kekuatan untuk memengaruhi cara berpikir dan memahami siswa. Penggunaan bahasa yang tepat dan mudah dimengerti akan membantu materi pelajaran tersampaikan secara efektif.
Selain aspek verbal, vokal juga menjadi bagian penting dalam seni berbicara di depan umum. Volume suara, ritme, intonasi, dan artikulasi menentukan seberapa jelas dan hidupnya pesan yang disampaikan. Seorang guru yang mampu mengatur nada suara dengan baik tidak hanya membuat siswa fokus, tetapi juga menciptakan suasana belajar yang dinamis. Suara yang monoton cenderung membuat pendengar kehilangan perhatian, sementara variasi nada yang teratur dapat menumbuhkan semangat dan keterlibatan siswa.
Aspek berikutnya adalah visual, yang mencakup postur dan gestur tubuh. Dalam public speaking, bahasa tubuh sering kali berbicara lebih kuat daripada kata-kata. Cara berdiri, gerakan tangan, ekspresi wajah, dan kontak mata menunjukkan kepercayaan diri dan kesungguhan pembicara. Bagi seorang guru, gestur yang tepat membantu memperjelas pesan yang disampaikan, sekaligus membangun kedekatan emosional dengan siswa.
Tak kalah penting adalah pengelolaan diri, yang mencakup kemampuan mengendalikan rasa cemas, tegang, atau gugup saat berbicara di depan umum. Banyak orang yang memiliki pengetahuan luas tetapi gagal menyampaikannya karena tidak mampu mengatasi rasa takut. Oleh karena itu, pelatihan ini menekankan pentingnya langkah antisipasi agar pembicara tetap tenang dan fokus. Bagi guru, pengelolaan diri juga penting agar tetap profesional di depan kelas meski menghadapi berbagai situasi sulit.
Aspek terakhir yang menjadi perhatian adalah pemahaman terhadap target audiens. Seorang pembicara yang baik harus mengetahui siapa pendengarnya, bagaimana karakter mereka, serta gaya komunikasi yang cocok digunakan. Dalam konteks pendidikan, guru harus mampu menyesuaikan cara berbicara dengan tingkat pemahaman siswa. Misalnya, pendekatan komunikasi kepada siswa kelas X tentu berbeda dengan siswa kelas XII. Dengan memahami audiens, guru dapat membangun koneksi emosional dan menyampaikan pesan dengan cara yang lebih personal dan bermakna.
Pelatihan yang diikuti oleh para guru SMA se-Kota Batam ini berjalan dengan penuh antusiasme. Para peserta mengaku mendapatkan banyak wawasan baru tentang bagaimana mengelola suara, ekspresi, dan bahasa tubuh dalam mengajar. Salah seorang peserta menyampaikan bahwa materi tentang aspek teknis public speaking ini membuka pandangan baru mengenai pentingnya komunikasi yang efektif di ruang kelas. “Ternyata menjadi guru bukan hanya menguasai materi, tetapi juga bagaimana kita menyampaikan pesan dengan cara yang menarik dan menggugah,” ujarnya.
Narasumber kegiatan, Agus Pamungkas, menegaskan bahwa keterampilan berbicara di depan umum adalah salah satu bentuk profesionalisme guru. Menurutnya, guru yang mampu berkomunikasi dengan baik tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai, semangat, dan motivasi kepada siswa.
Melalui pemahaman aspek teknis seperti verbal, vokal, visual, pengelolaan diri, dan pemahaman audiens, kegiatan ini diharapkan dapat membantu para guru menjadi komunikator yang lebih efektif dan inspiratif.
Dinas Pendidikan Kota Batam menilai pelatihan seperti ini penting untuk terus dikembangkan agar para pendidik semakin siap menghadapi tuntutan pendidikan abad ke-21. Dengan menguasai public speaking, guru bukan hanya menjadi pengajar, tetapi juga pembimbing dan motivator yang mampu membentuk karakter serta pola pikir siswa secara positif.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa membangun kemampuan komunikasi bukan sekadar pelengkap, melainkan kebutuhan utama bagi dunia pendidikan yang berorientasi pada kualitas dan kebermaknaan pembelajaran.”(Nursalim Turatea).

















