sidikfokusnews.com-Tanjungpinang.— Selasa, 9 September 2025. Suasana hangat menyelimuti ruang VIP Kantor Walikota Tanjungpinang di Senggarang ketika Walikota Lis Darmansyah, S.H. menerima jajaran pengurus Kerukunan Keluarga Kabupaten Anambas (K3A). Pertemuan berlangsung akrab, dihadiri langsung oleh Walikota bersama Sekretaris Daerah serta sejumlah pejabat Pemerintah Kota.
Dari pihak K3A, hadir Ketua Umum dr. Azwardi, SE., MM, Sekretaris Umum Hamdan, S.Si., M.AP, dan beberapa pengurus lainnya. Pertemuan ini menjadi momentum penting, bukan hanya sekadar silaturahmi, tetapi juga forum pengenalan resmi organisasi K3A yang baru saja terbentuk sebagai wadah kebersamaan diaspora Anambas di Tanjungpinang.
Dalam dialog yang penuh keakraban, Walikota mengisahkan perjalanan panjang masyarakat Anambas yang sejak lama ikut mewarnai denyut kehidupan Tanjungpinang. Ia mengingat kembali masa-masa sulit yang pernah dilalui, termasuk pengalaman pribadi ketika berkunjung ke Kabupaten Anambas bersama para perintis. Beberapa tokoh penting, seperti Tawariq dan lainnya, turut dikenang sebagai bagian dari sejarah kebersamaan kedua daerah. Nostalgia itu seolah menjadi penegasan akan ikatan emosional yang erat antara Walikota dan masyarakat Anambas.
Di luar cerita historis, Walikota memberikan apresiasi atas lahirnya K3A. Baginya, organisasi berbasis kedaerahan memiliki arti strategis. Selain menjaga identitas budaya dan memperkuat jalinan kekerabatan, keberadaan K3A diyakini dapat menjadi mitra pemerintah dalam pembangunan. “Sinergi warga Anambas yang ada di Tanjungpinang dengan pemerintah tentu sangat berharga. Kehadiran K3A diharapkan dapat memperkuat persatuan sekaligus menjaga stabilitas sosial, agar kota ini tetap kondusif untuk tumbuh dan berkembang,” ungkap Lis Darmansyah.
Pendapat tersebut sejalan dengan pandangan para pengamat organisasi dan pemerintahan. Menurut mereka, kehadiran K3A mencerminkan pentingnya peran community-based organization di tengah masyarakat urban. Diaspora daerah asal yang berhimpun di kota besar tidak hanya memperkokoh jaringan sosial, tetapi juga mampu memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan kota. Dari sisi tata kelola, pemerintah kota dinilai cerdas memanfaatkan potensi organisasi berbasis kekerabatan sebagai jembatan komunikasi antara rakyat dan birokrasi, sekaligus memperluas partisipasi publik di luar mekanisme formal pemerintahan.
Silaturahmi ini pada akhirnya menjadi lebih dari sekadar temu kangen. Ia merepresentasikan semangat kebersamaan bahwa pembangunan Tanjungpinang tidak bisa dijalankan hanya oleh pemerintah, melainkan merupakan kerja kolektif seluruh elemen masyarakat. Dengan jaringan yang kuat, solidaritas yang terjaga, dan semangat gotong royong yang terpelihara, K3A berpotensi menjadi mitra strategis dalam menjaga harmoni sosial sekaligus memberi warna baru bagi pembangunan Kota Gurindam.”(arf-6)