banner 728x250

Anambas Berseru: Tangisan Ibu Pertiwi dan Ajakan Menyelamatkan Indonesia dari Badai Perpecahan”

banner 120x600
banner 468x60

sidikfokusnws.com-Kepulauan Anambas.– Di tengah memanasnya suhu politik nasional dan meningkatnya ketegangan sosial, seruan moral mengalir dari Kepulauan Anambas. Syahzinan, tokoh perjuangan pembentukan Provinsi Kepri dan inisiator Kabupaten Kepulauan Anambas, menyampaikan ajakan persatuan bagi seluruh elemen masyarakat dan elit daerah demi menyelamatkan bangsa dari jurang perpecahan.

Menurutnya, Indonesia saat ini berada di persimpangan jalan yang rawan konflik akibat polarisasi politik, krisis kepercayaan, dan isu adu domba yang memecah belah rakyat. “Ibu Pertiwi sedang menangis. Para pendiri bangsa, bila masih hidup, akan meneteskan air mata melihat kondisi negeri ini. Jangan sampai perpecahan elit merusak persaudaraan anak-anak bangsa,” tegas Syahzinan dalam seruannya.

banner 325x300

Syahzinan menekankan pentingnya keterlibatan semua pihak: mulai dari Bupati, DPRD, FORKOPIMDA, partai politik, organisasi pemuda, ormas, LSM, Lembaga Adat Melayu (LAM), Majelis Ulama Indonesia (MUI), hingga tokoh lintas agama, tokoh adat, pemuda, intelektual, nelayan, petani, buruh, mahasiswa, pelajar, bahkan tukang ojek.

Tujuannya jelas: membuat pernyataan bersama yang menyejukkan suasana nasional dan menyuarakan pesan perdamaian. “Deklarasi bisa dilakukan di Lapangan Sulaiman Abdullah, Masjid Raya Astaka, atau Gedung BPMS. Kita ingin suara Anambas menggema ke seluruh Indonesia,” tambahnya.

Pengamat politik Universitas Indonesia, Prof. Ahmad Fadli, menilai langkah Syahzinan dan masyarakat Anambas ini sebagai inisiatif moral yang sangat penting di tengah memanasnya suhu politik nasional.

“Seruan dari daerah seringkali menjadi penyejuk di tengah konflik politik pusat. Jika Anambas bersatu menyuarakan perdamaian, ini bisa memicu efek domino ke daerah lain untuk melakukan hal serupa,” ujarnya.

Sosiolog politik Dr. Ratna Dewi menambahkan bahwa suara rakyat di daerah memiliki kekuatan moral karena lahir dari kepedulian tulus, bukan kepentingan politik. “Deklarasi semacam ini bisa menjadi penawar di tengah maraknya narasi provokatif yang memecah belah bangsa,” tegasnya.

Dari Anambas untuk Indonesia: Mendinginkan Suasana, Menyatukan Hati

Seruan ini bukan sekadar wacana. Masyarakat Anambas berharap deklarasi bersama tersebut dapat menjadi simbol persatuan nasional sekaligus pesan bahwa rakyat menginginkan ketenangan, bukan konflik.

“Bangsa ini terlalu besar untuk dipecah belah. Anak-anak bangsa butuh damai, butuh rasa aman, butuh masa depan. Dari Anambas, kita ingin mengirim pesan bahwa Indonesia harus tetap utuh, damai, dan berdaulat,” pungkas Syahzinan.”(redaksiSF)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *