banner 728x250
Batam  

Perbincangan di Grup WhatsApp PMB Batam Menghangat, Dari Syukur Makan Siang hingga Polemik Kata Penjilat

banner 120x600
banner 468x60

 

sidikfokusnews.com – Batam, 21 Agustus 2025 – Grup WhatsApp Persatuan Mubaligh Batam (PMB) siang ini mendadak ramai dengan perbincangan yang berlapis. Topik diskusi berawal ringan, dari ajakan kerja hingga ungkapan syukur atas nikmat makan siang bersama keluarga, namun kemudian beralih menjadi perdebatan serius tentang sikap kritis, oposisi, hingga makna kata menjilat yang dianggap multitafsir.

banner 325x300

Salah seorang anggota, Adib yang juga menjabat Sekretaris PMB, menegaskan bahwa dalam organisasi kesimpulan seharusnya lahir dari diskusi, bukan dari opini pribadi. Pandangan itu muncul setelah ada pernyataan yang menyinggung soal sikap “menjilat” dalam lingkup organisasi. Syamsul Ibrahim pun menimpali bahwa istilah tersebut kurang tepat dan tidak elegan digunakan dalam forum terbuka. Ia mengingatkan bahwa komunikasi harus dijaga agar tidak menimbulkan salah tafsir di antara pengurus.

Meski begitu, suasana perbincangan tidak sepenuhnya tegang. Beberapa anggota berusaha mencairkan diskusi. Seorang anggota lain mengajak bersyukur dengan hal sederhana, seperti menikmati bekal dari istri di rumah, yang disebutnya lebih berkah daripada makan sendiri di warung tanpa berbagi dengan keluarga. Utrianto bahkan melempar gurauan bahwa satu-satunya jilat-menjilat yang layak hanyalah menjilat es krim lalu berbagi bersama teman-teman.

Namun topik kembali menghangat ketika Adib mempertanyakan mengapa kebijakan organisasi yang sudah berjalan lima tahun baru sekarang dipersoalkan. Menurutnya, hal itu mirip dengan dinamika politik, di mana kritikus biasanya datang dari luar lingkaran kebijakan atau bersikap layaknya oposisi. Syamsul Ibrahim mengamini pernyataan itu, sambil menegaskan bahwa oposisi memang identik dengan pihak yang tidak sedang berada dalam posisi pengambil keputusan.

Di tengah diskusi, M. Rasyid kembali menekankan bahwa seorang pemimpin harus berani menyebut sesuatu kurang benar jika memang demikian, seraya mengingatkan bahwa manusia pada hakikatnya tidak ada yang sempurna. Pernyataan itu mendapat dukungan dari beberapa anggota lain yang menilai sikap tegas perlu dipelihara.

Menariknya, perbincangan soal kata menjilat kemudian berkembang lebih jauh. Utrianto meminta agar Sekjen PMB menjelaskan makna istilah penjilat, menjilat, dan mendekat agar tidak menimbulkan salah paham. M. Rasyid kemudian merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) untuk menjernihkan tafsir. Ia menjelaskan bahwa jilat adalah aksi fisik menggunakan lidah, menjilat merupakan bentuk aktif dari kata tersebut, sementara penjilat memiliki arti khusus: orang yang suka mencari muka atau memuji secara berlebihan demi keuntungan pribadi.

Diskusi semakin hidup ketika Syamsul Ibrahim menyinggung contoh penggunaan kata menjilat dalam konteks agama, yakni perintah membersihkan bejana yang dijilat anjing dengan tanah lalu dicuci tujuh kali. Hal ini semakin mempertegas bahwa pemahaman sebuah kata tidak bisa dilepaskan dari konteks penggunaannya.

Selain perdebatan internal, isu eksternal juga sempat diselipkan dalam obrolan grup. Salah satu anggota membagikan tautan berita mengenai operasi tangkap tangan (OTT) KPK terhadap Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer atau Noel. Kabar itu pun memunculkan komentar bahwa tokoh yang dulu gencar menegur pengusaha nakal justru kini tersandung kasus korupsi.

Perbincangan hari ini memperlihatkan bahwa grup PMB Batam bukan sekadar ruang koordinasi, melainkan juga arena diskusi sosial, politik, hingga refleksi bahasa. Dari syukur sederhana atas rezeki makan siang, guyonan ringan tentang es krim, sampai analisis mendalam tentang istilah penjilat, semua berpadu dalam satu percakapan yang menunjukkan dinamika dan warna sebuah komunitas.

Pada akhirnya, perdebatan itu mengingatkan bahwa dalam organisasi, kritik memang perlu, oposisi sah-sah saja, tetapi bahasa tetap harus dijaga agar komunikasi tidak menyinggung dan makna tidak disalahpahami. (Nursalim Turatea).

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *