sidikfokusnews.com-Tanjungpinang. — Di tengah suasana penuh kehangatan, Hiday Band kembali mengukir cerita melalui penampilan mereka di pernikahan sahabat dekat, Kaffi dan Suci. Acara yang digelar pada Kamis sore itu bukan sekadar pesta pernikahan, tetapi juga perayaan kebersamaan, di mana musik menjadi jembatan antara artis dan masyarakat.
Sejak 8 April 2023, perjalanan Hiday Band dalam menghibur berbagai acara masyarakat terus menuai respon positif. Menurut pernyataan salah satu personelnya, setiap panggung selalu diwarnai antusiasme tinggi dari para penonton. “Alhamdulillah, selama ini kami manggung, mereka senang dan antusias. Mereka ikut menari, bernyanyi bersama. Hari ini pun sama—berhasil membuat semua ikut larut,” ujarnya.
Penampilan di pernikahan Kaffi dan Suci menjadi momen istimewa. Wali Kota Tanjungpinang hadir secara langsung, bukan sekadar sebagai tamu kehormatan, tetapi juga ikut menyumbangkan lagu. “Kami sangat bahagia. Beliau turun langsung kepada masyarakatnya, tanpa menjaga jarak, membuat suasana menjadi akrab,” ungkap salah satu anggota band.
Hiday Band tetap mempertahankan formasi inti lima orang, namun untuk format pernikahan, mereka menambahkan setidaknya dua personel tambahan untuk memenuhi kebutuhan musik yang lebih kompleks. “Intinya tetap lima, tapi untuk wedding minimal tujuh, karena ada tambahan edisional,” jelasnya.
Pengamat musik dan budaya populer dari Universitas Maritim Raja Ali Haji, Dr. M. Rafiuddin, menilai fenomena ini sebagai bukti bahwa musik lokal tetap memiliki daya pikat kuat, terlebih bila dibalut dalam suasana kekeluargaan.
“Musik yang dimainkan Hiday Band bersifat inklusif—mereka bukan sekadar tampil di atas panggung, tapi mengajak penonton ikut menari, bernyanyi, dan merasakan kebersamaan. Keterlibatan kepala daerah dalam momen ini mengirim pesan bahwa seni adalah ruang tanpa sekat sosial,” jelasnya.
Menurutnya, interaksi langsung antara seniman, pejabat publik, dan masyarakat adalah praktik yang memperkuat kohesi sosial. “Dalam konteks kota seperti Tanjungpinang, yang memiliki beragam etnis dan tradisi, musik menjadi bahasa universal yang mempersatukan,” tambahnya.
Dampak terhadap Ekosistem Hiburan Lokal. Kehadiran Hiday Band di berbagai acara, dari festival hingga hajatan, dinilai turut menghidupkan ekosistem hiburan lokal. Pengamat industri kreatif, Eka Prasetya, menilai keberlangsungan band semacam ini sangat penting untuk menjaga keberagaman musikal dan mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif.
“Band seperti Hiday tidak hanya memberi hiburan, tapi juga menjadi penggerak ekonomi. Mereka menyerap tenaga kerja tambahan, memanfaatkan jasa sound system lokal, dan memberi peluang promosi bagi UMKM di sekitar acara,” papar Eka.
Ia menambahkan bahwa kehadiran mereka di media sosial, khususnya Instagram, menjadi strategi efektif untuk memperluas basis pendengar sekaligus mengarsipkan perjalanan musikal mereka. “Ini bukan sekadar hiburan musiman. Jika dikelola dengan baik, mereka bisa menjadi ikon hiburan daerah,” ujarnya.
Harapan dan Konsistensi. Meski telah tampil di banyak acara, Hiday Band mengaku ingin terus menjaga konsistensi dan kualitas. Harapannya sederhana namun bermakna: terus menghibur dan membahagiakan semua orang. “Kami ingin tetap ada untuk masyarakat, di setiap momen bahagia mereka,” kata salah satu personel.
Kehadiran Hiday Band di pernikahan Kaffi dan Suci menjadi simbol bahwa musik, ketika dibawakan dengan hati, mampu melampaui sekat formalitas. Antara penonton dan pemain, antara pejabat dan rakyat, semua larut dalam satu harmoni—harmoni yang lahir dari ketulusan berbagi kebahagiaan.” (arf)